Toyota: Teknologi Hybrid Bisa Diterapkan di Kijang Innova
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Jumat, 24 Februari 2017 13:15 WIB
New Toyota Kijang Innova Venturer resmi diluncurkan di Grand Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2017. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tren mobil hybrid di Jepang terus meningkat. Senior Executive Coordinator PT Toyota Astra Motor (TAM) Hiroyuki Nakamata mengatakan penjualan mobil hybrid di Jepang mencapai 43 persen dari total penjualan mobil tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tren penjualan mobil hybrid di Jepang terus naik,” kata Nakamata di sela-sela Technology Media Workshop yang diselenggarakan TAM di Aston Kuningan Suites, Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017.

Di Indonesia, Toyota telah memasarkan tiga model mobil hybrid yaitu Toyota Prius, Toyota Camry Hybrid dan Toyota Alphard Hybrid. Sejak dipasarkan pada 2007, total penjualan mobil hybrid Toyota hingga saat mencapai 1.473 unit.

Sementara di dunia, sejak pertama kali dipasarkan pada 1997, Toyota berhasil menjual sebanyak 10 juta unit. Penjualan 1 juta unit terakhir diraih periode April 2016 hingga 31 Januari 2017.

Baca:Toyota: Perawatan Mobil Hybrid Lebih MurahIncar Industri Kecil, TVS Kargo Ikut Pameran di Bali

Ihwalkemungkinan hadirnya Toyota Kijang Innova Hybrid untuk pasar Indonesia, Nakamata menyatakan bahwa kemungkinan bisa dilakukan. “Secara teknis, sangat mungkin diproduksi Toyota Kijang Innova Hybrid. Toyota sudah memiliki banyak model mobil hybrid,” katanya.

Menurut Nakamata, selain Jepang, pasar Asia seperti India dan Thailand sudah menerima dengan baik keberadaan mobil hybrid. Ia berharap mobil hybrid juga akan semakin populer di Indonesia. Ia berharap, pemerintah juga mendukung penuh melalui kebijakan untuk mobil berteknologi hybrid.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) seperti dikutip dari laman gaikindo.or.id sebenarnya sudah mendesak pemerintah terkait mobil rendah emisi. Khususnya menyangkut kebijakan pemerintah dalam memberi insentif bagi produsen mobil berteknologi mesin hybrid.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara meminta pemerintah untuk terus melakukan pendekatan kepada produsen kendaraan guna merealisasikan program ini. Menurutnya, ada sejumlah keuntungan jika pemerintah memiliki aturan mengenai kendaraan beremisi rendah, yakni menekan angka polusi udara akibat kendaraan bermotor dan meningkatkan volume ekspor. “Saat ini tren global mengarah kepada kendaraan yang rendah tingkat emisinya,” kata Kukuh.

Simak:Chevrolet Luncurkan Pesaing Fortuner dan Pajero SportIni 4 Kelebihan Mobil Hybrid

Belakangan ini, pemerintah gencar mempromosikan insentif bagi produsen mobil bertekhnologi hybrid, jika merakit mobilnya di dalam negeri. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Yan Sibarang mengatakan, pada dasarnya pemerintah telah memiliki mekanisme pemberian insentif untuk kendaraan ramah teknologi.

Insentif tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 41/2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah. “Skema untuk insentif fiskal kami sudah ada melalui regulasi itu. Tapi kami putuskan akan memberikan insentif setelah mobil yang dimaksud diproduksi di dalam negeri,” kata Yan Sibarang.

Pengurangan PPnBm 25 persen akan diberikan untuk kendaraan yang memiliki konsumsi bahan bakar satu liter untuk 20 hingga 28 kilometer. Makin irit nilai konsumsi bahan bakar, keringanan pajak yang diberikan makin besar.

Kebijakan pemerintah untuk memberikan insentif terhadap mobil yang diproduksi di dalam negeri dilakukan untuk mengerem impor. Pemerintah khawatir, jika insentif tak diberikan secara selektif, maka Indonesia hanya akan menjadi pasar.

“Kalau asal diberi insentif, produsen hanya akan impor, dan tidak melokalisasi produknya. Kebijakan yang kami terbitkan untuk mendukung industri nasional,” katanya.

Sampai saat ini pelaku industri kendaraan bermotor belum menyerahkan rekomendasi atau masukan terkait program LCEV ini kepada Kementerian Perindustrian. Sehingga, sejauh ini tidak ditemukan solusi lain mengenai pemberian insentif.

Pemerintah melihat hybrid sebagai salah satu teknologi yang memungkinkan untuk dikembangkan oleh produsen otomotif dalam mengikuti program ini. Apalagi saat ini sejumlah merek telah memasarkan mobil hybrid di Tanah Air, di antaranya PT Honda Prospect Motor, PT Toyota Astra Motor, PT Nissan Motor Indonesia, dan Lexus Indonesia. Namun penjualan mobil hybrid masih sangat minim karena harganya mahal.

WAWAN PRIYANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi