TEMPO.CO, Balikpapan - PT Telekomunikasi Seluler mengoperasikan 128 base transceiver station (BTS) 3G di sejumlah titik perbatasan Indonesia. Pengaktivan BTS ini bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 pada 17 Agustus lalu.
“Aktivitasi BTS di seluruh perbatasan Indonesia dan pulau-pulau terpencil,” kata Direktur Sales Telkomsel, Mas’ud Khamid, Selasa, 18 Agustus 2015.
Acara peresmian dipusatkan di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Di lokasi ini, Telkomsel mengaktifkan 10 BTS 3G tambahan yang mampu melayani kebutuhan akses broadband masyarakat setempat.
Mas’ud mengatakan, pada saat bersamaan, turut diaktivan BTS 3G lainnya yang terletak di perbatasan Papua Nugini (Merauke dan Jayapura), Australia (Pulau Rote), Timor Leste (Atambua), Filipina (Sangihe), Malaysia (Sebatik-Nunukan), Singapura (Batam), dan Vietnam (Kepulauan Natuna).
Menurut Mas'ud, layanan telekomunikasi sangat penting untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Telkomsel saat ini memiliki lebih dari 480 BTS (3G & 2G) di daerah perbatasan,” ujarnya.
Mas’ud menambahkan, Telkomsel menjadi operator seluler terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI. Penyediaan jaringan telekomunikasi di daerah perbatasan memiliki tantangan tersendiri, terutama dari sisi beratnya medan yang harus ditempuh.
Mas’ud lebih lanjut memaparkan bahwa beroperasinya BTS 3G Telkomsel di Sebatik menjadi gambaran komitmen Telkomsel memberikan layanan broadband. Dengan kehadiran layanan broadband Telkomsel hingga ke wilayah perbatasan negara, hal ini juga diharapkan akan dapat mendorong laju ekonomi dan percepatan pembangunan daerah terdepan Indonesia.
Terbukanya akses layanan data di daerah perbatasan diharapkan juga dapat membantu Tentara Nasional Indonesia, khususnya dalam menunjang berbagai kegiatan operasional TNI. Dalam kesempatan ini, Telkomsel juga memberikan bantuan sarana pendidikan untuk masyarakat serta sarana telekomunikasi untuk TNI di wilayah perbatasan.
SG WIBISONO