TEMPO.CO, Jakarta - Para pegawai sebuah gerai kopi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, bergegas menurunkan tirai besi untuk menutup toko mereka. Kedai yang tadinya ramai dengan lantunan musik dan obrolan para pelanggan itu mendadak senyap. Ruangan pun menjadi temaram karena lampu belum dinyalakan semuanya. Adapun di luar, suasana berubah hiruk pikuk penuh dengan teriakan, deru mesin kendaraan, dan raungan sirene.
"Terpaksa saya tutup buat antisipasi kalau terjadi kerusuhan. Soalnya tempat kami ini bisa jadi sasaran amuk warga kalau kondisinya makin panas," kata Kevin, manajer gerai kopi itu. Menurut Kevin, gerai kopi itu kerap dituduh macam-macam karena punya afiliasi dengan jaringan bisnis dari Amerika Serikat. "Dulu pernah diserang saat ada demonstrasi menentang Amerika Serikat. Saya takut kalau terulang lagi."
Sementara di luar, ratusan orang, sebagian besar memakai baju putih dan atribut bergambar garuda merah, berlarian di sepanjang Jalan M.H. Thamrin. Di belakang mereka, dari arah gedung Mahkamah Konstitusi, puluhan sepeda motor melaju disusul beberapa ambulans dengan lampu rotator menyala dan sirene menggema.
Belakangan diketahui, ambulans itu mengangkut orang yang terluka akibat bentrokan dengan barikade polisi. Massa yang kocar-kacir itu adalah bagian dari para demonstran pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang beraksi di depan Mahkamah Konstitusi, Kamis, 21 Agustus 2014.
Hari ini adalah pembacaan putusan gugatan dari kubu Prabowo terhadap pelaksanaan pemilihan presiden. Kubu Prabowo menganggap pilpres dipenuhi kecurangan sehingga mereka kalah. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil memenangi pilpres.
Restoran cepat saji di sebelah gerai kopi itu juga langsung ditutup meski tak sampai menurunkan tirai besi. Tiga petugas keamanan langsung berjaga di pelataran gedung, sementara para pelayan membereskan bangku dan menutup pintu-pintu. "Ini buat antisipasi saja, soalnya massa makin banyak ke arah sini," kata seorang petugas keamanan.
Pintu gerbang Kementerian Riset dan Teknologi juga langsung ditutup begitu massa bergerak mendekat. Para petugas keamanan dan hotel juga bersiaga dan menurunkan palang pintu di jalan masuk tempat mereka. Banyak pula warga yang menonton situasi ramai di jalanan dari balik kaca dan balkon gedung. Di seberang Sarinah, polisi langsung membentuk barikade menjaga gedung Badan Pengawas Pemilu. Barikade itu diperkuat dengan barisan truk dan mobil water canon.
Lalu lintas di Jalan Thamrin, tepatnya di perempatan Sarinah, ditutup karena para pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sempat menutup Jalan Thamrin. Wajah-wajah mereka dipenuhi bercak putih dari pasta gigi yang diyakini bisa menangkal pedasnya gas air mata. Di udara, aroma tajam gas air mata sudah menggelitik tenggorokan dan membuat mata berair. Para pekerja yang keluar dari kantor pun langsung menangkupkan tisu atau sapu tangan ke hidung untuk menahan aroma gas air mata.
Menguasai sepotong Jalan Thamrin, para pendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa tak henti-hentinya menyerukan ajakan untuk kembali ke depan gedung Mahkamah Konstitusi. Beberapa orang bahkan melontarkan kata makian terhadap Joko Widodo, presiden terpilih dalam pemilihan umum 9 Juli lalu. "Ayo kembali, Prabowo menang, kita menang!" teriak seorang pendukung yang mengendarai sepeda motor, mengajak rekan-rekannya kembali ke depan Mahkamah Konstitusi.
Namun tak banyak yang menuruti ajakan itu. Sebagian pendukung sudah berjalan lunglai dan banyak yang memilih hanya duduk di trotoar. Dua jam setelah ingar-bingar itu, setelah ada kepastian keamanan, Kevin memerintahkan anak buahnya untuk membuka tirai besi penutup toko. "Kalau kondisinya kacau begini, semua repot, kerja juga enggak tenang," katanya.
Perlahan, lalu lintas kembali normal. Gerai kopi itu pun kembali dipenuhi pelanggan. Lantunan musik dan obrolan para penikmat kopi kembali memenuhi ruangan, seakan tak peduli lagi dengan keributan dan gugatan dari calon presiden yang menghebohkan itu.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS