TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan presiden 9 Juli esok, banyak bermunculan lembaga-lembaga survei. Publik diminta tidak mudah mempercayai lembaga-lembaga survei yang muncul mendadak dan belum teruji.
Ahli komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, di Jakarta, Selasa, 8 Juli 2014, mengatakan survei yang benar harus dilakukan berdasarkan metodologi yang benar, pelaku survei yang independen, serta persyaratan lain yang tidak mudah. Melihat ketatnya persyaratan tersebut, banyak lembaga survei yang mendadak muncul akir-akhir ini sebenarnya tidak perlu dipercaya.
Publik harus jeli melihat dua hal mengenai lembaga survei. Pertama, apakah lembaga survei tersebut baru muncul. Kedua, apakah lembaga survei tersebut dimiliki atau mempunyai keterkaitan dengan lembaga politik tertentu atau politikus dari partai tertentu.
"IRC (Indonesia Research Center) itu milik Harry Tanoesudibyo dan INES (Indonesia Network Election Survei) itu pemiliknya adalah seorang caleg Partai Gerindra. Jadi ada interest-nya sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan pegangan," kata Ade Armando.
Seperti diketahui, Harry Tanoe adalah pengusaha yang terjun ke dunia politik. Mula-mula bergabung dengan Partai NasDem, ia kemudian pindah ke Hanura. Namun, dalam pilpres, saat Hanura bergabung dengan Jokowi-Jusuf Kalla, Harry Tanoe merapat ke kubu Prabowo-Hatta.
Menurut Ade Armando, hasil survei IRC dan INES cenderung menempatkan elektabilitas Prabowo lebih tinggi daripada Jokowi. Pada akhir Februari 2014, misalnya, INES melansir hasil survei elektabilitas Prabowo mencapai 40,8 persen, sedangkan Jokowi sebesar 5,6 persen. (Baca: Riset Nomura Prediksi Jokowi Ungguli Prabowo)
Adapun survei IRC yang dirilis pada Sabtu, 5 Juli 2014, menyebutkan elektabilitas Prabowo-Hatta unggul 47,5% dan Jokowi-Hatta mencapai 43 persen. Padahal, survei lembaga-lembaga survei ternama dan terkemuka lainnya tetap mengunggulkan Jokowi-JK.
Pengajar komunikasi politik UI itu mengatakan publik sepatutnya hanya berpegang pada hasil survei dari lembaga-lembaga survei yang memiliki rekam jejak yang baik dan sudah teruji.
Lembaga survei yang telah teruji lebih dari 10 tahun dan independen memang bisa dijadikan rujukan dan hasil surveinya bisa dipercaya. (Baca: Jokowi-JK Masih Unggul di Sejumlah Survei)
Menurut catatan, banyak lembaga survei terkemuka dan ternama yang tetap mengunggulkan Jokowi-JK, di antaranya Populi Center, Harian Kompas, Soegeng Sarjadi Syndicate Government (SSSG), Alvara Research Center (ARC), Indikator Politik, Pol Tracking Institute, dan Cyrus Network.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Buruh Bantah Dukung Prabowo pada Hari Tenang
Kasus Hong Kong, Politikus PDIP Minta Diulang
Beda Strategi dan Gaya Sosmed Prabowo dan Jokowi
KPK Larang Staf Khusus Menteri PDT ke Luar Negeri