TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Jusuf Kalla, Alwi Shihab, mengatakan dia berkawan akrab dengan Romo Franz Magnis-Suseno. Baik dia maupun Romo Franz sama-sama menjunjung tinggi inklusivitas dalam berkeyakinan dan beragama. Mereka memilih kelompok Islam yang sejuk, kemudian melihat dengan siapa kelompok itu bergandengan.
"Kami cocok memilih capres nomor dua," kata Alwi, disambut riuh rendah peserta diskusi di ruang Aula Katedral Agung Jakarta, Ahad, 22 Juni 2014. "Kami melihat di capres nomor dua, tak ada golongan yang memiliki ambisi menghabisi kelompok lain."
Alwi mengatakan radikalisme dalam keagamaan bisa merusak persatuan bangsa. Akhir-akhir ini, kata dia, ada kelompok Islam yang bergembar-gembor hendak mengadakan seminar antipluralisme. "Jika ada kesempatan, bukan tak mungkin mereka meningkatkan geer menjadikan Indonesia sebagai negara Islam," kata Alwi.
Kelompok Islam beringas, kata Alwi, tak nyaman jika penganut agama lain melakukan ibadah. Musababnya, mereka menganggap agama mereka yang paling benar. Selain tak suka kepada umat Kristiani, kata Alwi, kelompok Islam yang tak ramah ini juga menentang filsafat, tarekat, dan Syiah. "Nahdlatul Ulama tak sejalan dengan kelompok ini," kata bekas Menteri Luar Negeri di era Abdurrahman Wahid itu.
"Di mana pun, kelompok komunis tak akan bisa bersanding dengan kapitalis," katanya, beranalogi. "Ini adalah masalah pilihan."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler:
Ahok Sebut Ultah Jakarta Kali Ini Terasa Pahit
Tasikmalaya Diguncang Gempa 5,5 Skala Richter
Tip Hindari Kehabisan Tenaga Saat Midnight Sale
Dirampok, Caddy Golf Melawan dengan Tendangan Maut