TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Sulistyaningsih, menyatakan setuju dengan proyek tol laut yang digagas calon presiden Joko Widodo. Namun, kata dia, pemerintah harus memberikan subsidi untuk operasional kapal-kapal yang melintas.
"Kapal harus tetap jalan sesuai jadwal walaupun kapasitas barang yang diangkut belum penuh atau bahkan kosong. Nah, ini biayanya kan sangat besar. Jadi, harus ada subsidi pemerintah," kata dia pada saat dihubungi Tempo, Senin, 16 Juni 2014.
Dia menjelaskan saat ini banyak kapal-kapal yang tidak berlayar ke daerah tujuan karena menunggu kapasitas barang yang diangkutnya penuh. Akibatnya, distribusi barang menjadi terlambat ke daerah-daerah dan harga barang menjadi semakin mahal. "Akhirnya semen yang di sini murah, di Papua bisa Rp 1 juta," ujarnya.
Meskipun biaya operasional kapal lebih mahal bila berlayar dengan kapasitas seadanya, dibanding bila harus ngetem, menurut Lana, kapal harus tetap berlayar. Tujuannya agar konsumen di pelosok daerah tidak menunggu terlalu lama pasokan yang semakin terbatas. "Makanya harus ada subsidi."
Dalam debat capres yang diadakan di Hotel Gran Melia pada Ahad malam, Jokowi mengatakan tol laut ini akan dapat menyelesaikan konektivitas di Indonesia. Namun, ini bukan jalan raya, melainkan melainkan kapal besar yang setiap hari berkeliling di pelabuhan-pelabuhan laut dalam atau deep sea port. "Ini penting sekali. Kapal dari barat sampai ke timur, dari Sabang ke Merauke bisa terkoneksi dengan baik," ujar Jokowi saat debat capres kemarin. (Baca: Prabowo Pertanyakan Rencana Infrastruktur Jokowi)
Selain tol laut, Jokowi juga mempunyai program pembangunan kereta api jalur ganda. Kata Lana, jalur ganda ini masih realistis dan sedang dalam proses pengerjaan. Hanya saya, katanya, ada beberapa permasalahan yang harus segera diselesaikan, seperti sengketa pembebasan lahan untuk proyek tersebut. "Masih ada beberapa persoalan yang datang di tengah jalan. Nah, ini juga harus diperhatikan," ujarnya.
Lana berpendapat ada beberapa lokasi yang juga harus diterapkan jalur ganda kereta api. Di antaranya menghubungkan antara Sulawesi Utara ke Sulawesi Selatan dan Banjarmasin ke Pontianak. "Bisa digunakan untuk jalur barang juga. Bisa jadi potensi menaikkan wisatawan asing dan domestik karena jalur tersebut menyajikan pemandangan yang indah," ujar alumnus Universitas Indonesia itu.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita Terpopuler:
Massa JAT Akui Pukuli Slanker Solo
Putra Prabowo Mengaku Tak Pernah Dikritik Ayahnya
Manning: Sejak Awal Publik Dibohongi soal Irak
Jokowi Dianggap Terlalu Banyak Mengulang KJP-KJS
Sony Xperia M2, Ponsel Hiburan Bergaya Premium
Pria Ini Menelan Blackberry