TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait memuji pencapaian ekonomi selama masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Maruarar mengatakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi terjadi pada pemerintahan SBY.
"Pertumbuhan ekonomi di masa Pak SBY tinggi, kami harus mengakui itu," kata Maruarar saat dihubungi, Kamis, 8 Mei 2014. Meskipun memuji pencapaian ini, anggota Komisi Keuangan DPR ini mengatakan ada banyak pekerjaan rumah yang mesti dilanjutkan pemerintahan berikutnya. (baca: SYB Beberkan Keberhasil Atasi Krisis Minyak)
Maruarar menuturkan, setelah pertumbuhan ekonomi tinggi, pekerjaan berikutnya adalah bagaimana pembangunan bisa merata ke semua lapisan masyarakat. Dia mengatakan tidak semua yang diwariskan pemerintahan SBY jelek. Namun, tidak semua yang menjadi program pemerintah juga berhasil. Menurut dia, partai politik harus obyektif terhadap pencapaian pemerintah. "Jika memang bagus, ya harus dipuji," kata dia.
Sebelumnya, SBY mengatakan bahwa ada calon presiden penebar janji-janji kampanye yang berpotensi membahayakan negara. Salah satu janji kampanye berbahaya itu berkaitan dengan rencana mengambil alih aset negara yang dikuasai tangan asing. (baca: SBY Sebut Nama Megawati dalam Pidato)
Menurut dia, janji seperti itu bisa menyakiti masyarakat dan mengganggu kestabilan negara. Jika janji ini dilaksanakan, ucap SBY, Indonesia akan dituntut banyak pihak di pengadilan arbitrase. Tuntutan itu akan berdampak besar bagi negara karena akan mengganggu iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Terkait dengan visi misi calon presiden, Maruarar mengatakan Jokowi memiliki rekam jejak yang baik di bidang keberpihakan kepada rakyat. Misalnya, pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan pengembangan usaha kecil menengah. Di bidang keberagaman, Jokowi juga tetap mempertahankan Lurah Susan meskipun ada tekanan dari sekelompok masyarakat. Maruarar meminta publik mencermati rekam jejak calon presiden. "Jangan hanya soal visi dan misi," kata dia.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Bangun Tidur, Bupati Bogor Dicokok KPK
Hukum Syariah Aceh Disorot Media Internasional
Alasan Negara Timur Tengah Suka Fortuner Indonesia
Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY