TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim pemenangan nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla, Eva Kusuma Sundari, menyayangkan langkah Partai Gerakan Indonesia Raya menolak ajakan rekonsiliasi seusai pemilihan presiden. Menurut Eva, dua hari sebelum pencoblosan, Joko Widodo sudah menyuarakan rencana rekonsiliasi dengan kubu lawan. (Baca: Adik Prabowo: Tidak Ada Rekonsiliasi dengan Jokowi)
"Tapi tidak dapat respons positif, dan konflik berlanjut ke Mahkamah Konstitusi," kata Eva melalui pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 14 Agustus 2014. Eva menilai rekonsiliasi di kalangan pemimpin, seperti Prabowo dan Jokowi, bisa mempercepat rekonsiliasi di masyarakat bawah. (Baca: Jokowi Ajak Warga Rekonsiliasi Pasca-Pilpres)
Rabu, 13 Agustus 2014, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, menegaskan partainya tidak akan melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi. "Tidak ada rekonsiliasi. Enggak bakal," kata Hashim, yang juga adik Prabowo. (Baca: Sultan Yogya Ajak Jokowi-Prabowo Rekonsiliasi)
Menurut Eva, rekonsiliasi ini ditawarkan Jokowi bukan hanya kepada Gerindra, melainkan juga semua partai politik pendukung kedua pasangan calon presiden-wakil presiden. Penawaran rekonsiliasi ini tidak bertujuan mencari dukungan di badan legislatif atau menyusun kabinet, melainkan mempererat soliditas bangsa Indonesia.
Eva menilai pemilihan presiden Juli lalu mengakibatkan efek buruk, yakni terbelahnya masyarakat. Bahkan hubungan dalam satu keluarga bisa tak harmonis gara-gara perbedaan pilihan calon presiden.
INDRA WIJAYA
Terpopuler:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Ketua MK Ancam Pidanakan Saksi-saksi Palsu
Megawati Usir Media, Sekjen PDIP Beri Penjelasan
Harun Al Rasyid, Guru Besar Hukum UI Wafat
Ini Penyebab Robin Williams Depresi dan Bunuh Diri