TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat Komunikasi Universitas Indonesia Ade Armando pernah melakukan penelitian terhadap lembaga survei. Salah satu lembaga survei yang pernah menjadi objek penelitiannya adalah Indonesia Network Election Survei. (Baca di sini: Bekas Bos Lembaga Survei Pro-Prabowo Buka-bukaan)
Menurut Ade, INES merupakan lembaga survei abal-abal. "Pemiliknya calon legislator dari Gerindra. FX. Arif Poyuono. Fundingnya tentu dari sana," ujarnya ketika dihubungi, Selasa, 15 Juli 2014. Arif terdaftar sebagai calon legislator nomor urut 1 daerah pemilihan Kalimantan Barat, tapi dia tak terpilih. Dia juga tercatat sebagai Ketua Bidang Tenaga Kerja dan TKI DPP Partai Gerindra. (Baca: Begini Cara Lembaga Survei 'Abal-abal' Bekerja)
Arif, kata Ade, juga menjabat sebagai Ketua Serikat Federasi Pekerja Badan Usaha Milik Negara. Arif tercatat menjadi karyawan PT Merpati Nusantara dari tahun 1997 hingga 2005. Para pewawancara INES pun, menurut dia, adalah para buruh anggota SFP BUMN. "Dia selalu menggunakan buruh sebagai inteviewer. Pertanyaannya, mereka bisa disebut sebagai peneliti atau mempunyai kemampuan meneliti?" ujarnya.
Saat meminta wawancara langsung, kata Ade, Arif sontak menolak. Bahkan, ketika hasil penelitian keluar dan menyebutkan INES sebagai lembaga survei abal-abal, Ade pernah diancam akan dilaporkan ke Mabes Polri.
Sebelumnya, bekas Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survei Irwan Suhanto mengaku INES yang selalu menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto di atas Joko Widodo merupakan pesanan Partai Gerakan Indonesia Raya. Dia mengatakan memesan hasil survei menjadi hal yang lumrah. Ines, kata Irwan, memang menjadi alat propaganda Gerindra.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Beredar Video PPS Rusak Surat Suara di Sukoharjo
Kiper Oblak Bergabung ke Atletico Madrid