TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Riset Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, Dirga Ardiansa, meragukan integritas empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Menurut dia, faktor nonmetodologi juga besar untuk mempengaruhi hasil survei.
"Faktor nonmetodologi seperti integritas dan independensi mempengaruhi hasil survei yang dirilis oleh sebuah lembaga," kata Dirga kepada Tempo, Kamis, 10 Juli 2014. (Baca: Beda Hitungan, Lembaga Survei Diminta Buka-bukaan)
Dirga menjelaskan ada dua hal yang mempengaruhi hasil survei dan quick count di antara lembaga-lembaga survei. Pertama, menurut dia, murni dalam ranah metodologi. Ia menjelaskan jumlah sampel, cara pengambilan sampel, distribusi sampel, margin of error, tingkat signifikansi dan selisih suara adalah ranah metodologis yang menyebabkan hasil berbeda.
Kedua, kata Dirga, faktor integritas dan independensi lembaga survei yang terkait dengan kredibilitas lembaga tersebut. Dirga menegaskan faktor kedua tidak dapat diabaikan karena berperan besar dalam menentukan hasil survei. (Baca: Prabowo Tuding Hasil Survei Banyak Direkayasa)
Dirga mengaku tidak dapat menilai mana survei yang kredibel. Namun, berdasarkan kaidah statistik, ia mengaku dapat mempercayai hasil tujuh lembaga survei yang memenangkan Jokowi. (Baca: Lembaga Survei Nakal Akan Dijatuhi Sanksi)
Sebaliknya, berdasarkan kaidah statistik, ia meragukan hasil empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta. Dia mendesak dewan etik perhimpunan survei opini publik mendorong semua lembaga survei membuka metodologi yang digunakan, merilis pengambilan sampel, dan membuka proporsi distribusi sampel. (Baca: Jokowi Sebut Enam Lembaga Survei yang Kredibel)
Kemarin, empat lembaga survei merilis hasil yang memenangkan Prabowo-Hatta saat tujuh lembaga survei lain merilis hasil yang menangkan Jokowi. Empat lembaga ini adalah Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis, Indonesia Research Indonesia, Lembaga Survei Nasional dan Jaringan Suara Indonesia.
Menurut Dirga, selisih suara yang hanya dua persen mengakibatkan hasil survei empat lembaga ini tidak memenuhi kaidah statistika untuk digunakan sebagai rujukan. Selisih suara harus lebih dari nilai margin of error, yaitu satu persen. Dirga juga mempertimbangkan rekam jejak lembaga dan peneliti yang berada di empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta.
Dirga mengatakan keempat lembaga, yakni Puskaptis, JSI, LSN dan IRC memiliki sejarah pernah merilis quick count yang keliru. Selain itu, peneliti yang berada di belakang empat lembaga survei tidak memiliki latar belakang akademik yang jelas dalam bidang statistik. "Yang jelas tujuh lembaga yang mengatakan Jokowi menang dapat dijadikan rujukan kesimpulan hasil pemungutan suara," kata dia.
DINI PRAMITA
Berita terkait:
Tak Ada Bilik Suara, Pria Ini Nyoblos di Dalam Sarung
Bertemu SBY,Prabowo Klaim Dapat Mandat dari Rakyat
Obama Beri Selamat kepada Indonesia