TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Papua Lukas Enembe mengklaim pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) di seluruh wilayah Provinsi Papua, terutama pada beberapa daerah rawan berjalan aman dan normal. "Saya sudah cek beberapa daerah rawan, seperti Kabupaten Puncak, Kabupaten Paniai, dan Kabupaten Puncak Jaya, sejak pagi ini hingga sore ini masih berjalan normal," kata dia di Kota Jayapura, Papua, Rabu, 9 Juli 2014.
Menurut dia, masih beberapa daerah, terutama di beberapa distrik di wilayah pegunungan tengah Papua, seperti Kabupaten Yahukimo belum menerima logistiknya. Ini akibat faktor cuaca, sehingga penyaluran logistik ke daerah itu terhambat. "Tapi pelaksanaan pilpres saat ini tak terlalu rawan di Papua, diharapkan semua aman," ujarnya.
Pada Selasa, 8 Juli 2014, Bupati Kabupaten Yahukimo telah menyampaikan bahwa ada beberapa distrik di daerahnya yang belum bisa didrop logistiknya. "Mungkin akan menyusul besok atau lusa, tergantung cuaca juga," kata dia.
Lukas mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua untuk bersama-sama mengawal dan mengamankan suara yang telah dipilih. Menurut dia, siapapun yang nantinya terpilih menjadi presiden Indonesia untuk lima tahun ke depan, apa yang sudah dirintis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun lalu bisa dilanjutkan.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal M. Tito Karnavian saat melakukan teleconference bersama Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di ruang kerja Gubernur Papua Lukas Enembe, menyatakan secara umum situasi Papua aman dan tidak ada kejadian yang berarti.
Daerah-daerah yang selama ini diberitakan rawan, seperti Kabupaten Lani Jaya, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Nduga, Kabupaten Paniai, dan juga wilayah perbatasan RI Papua Nugini di Skow-Wutung, Kota Jayapura, yang sering terjadi gejolak, juga berlangsung dengan aman.
Sementara itu, di TPS 21 Kelurahan Imbi, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, terlihat beberapa warga setempat saat akan melakukan pencoblosan menggunakan pakaian tradisional dari suku-suku yang ada di wilayah pegunungan tengah Papua.
Yuli Kogoya, 36 tahun, warga setempat, mengatakan dirinya bersama beberapa orang berpakaian tradisional ke TPS karena sudah menjadi kebiasaan. "Saat ada pemilu, baik pemilu legislatif, pemilihan kepala daerah, maupun pemilu presiden, kami biasanya berpakaian adat," kata dia.
Henki Gerson Gombo menambahkan, dia datang ke TPS dengan berpakaian sederhana seperti ini karena akan memilih calon presiden yang juga sederhana. "Kami pilih Jokowi-JK yang berkunjung ke Papua dengan gayanya yang juga sederhana," kata dia.
Ketua TPS 21, Kelurahan Imbi, Distrik Jayapura Utara, Joko Sumaryono, mengatakan para pemilih asal pegunungan tengah Papua yang berdomisili di sekitar TPS, mereka datang memakai pakaian adat. "Hanya saja pilpres kali ini, tidak mendapat antusias penuh dari masyarakat, terbukti dari 428 daftar pemilih tetap (DPT) hingga pukul 12.00 WIT baru 205 pemilih yang telah mencoblos. Kami akan tutup pada pukul 13.00 WIT, " kata dia.
CUNDING LEVI
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Ini Alasan Popularitas Jokowi Rebound
Kata Australia Soal Pemilu Indonesia
Braak, Prabowo Masukkan Surat Suara ke Kotak