Tentang hubungan Prabowo dengan Defense Intelligence Agency Amerika Serikat:
Tantowi menegaskan orang asing seperti Allan tak pantas menjelek-jelekkan salah satu kandidat, apalagi menuduh sembarangan.
Tentang kedekatan Prabowo dengan militer Amerika, yang berawal dari Joined Combined Exchange Training pasukan khusus Amerika dan Indonesia:
Dia menegaskan bahwa itu ”bualan belaka”.
Tentang Prabowo yang, menurut Allan, menerima bayaran dari Pentagon:
Ia mengaku tidak tahu-menahu dan Tantowi mengatakan nasionalisme kita akan ke mana kalau kita memberi panggung kepada orang asing yang menelanjangi salah satu putra Indonesia--”Yang, bila Allah mengizinkan, akan menjadi pemimpin,” ujarnya.
Tentang sifat temperamental Prabowo yang, menurut Allan, sampai mematahkan gigi dan tulang-tulang tahanannya:
”Sudahlah. Mau apa lagi?” katanya. Menurut Tantowi, ini cermin pihak asing yang tak senang bila Indonesia dipimpin presiden berkarakter, tegas, dan kuat seperti Prabowo.
Prabowo sendiri tak tertarik menanggapi informasi dari Allan tentang dirinya:
”Kenapa sih kalau satu orang asing bicara, kok kamu ribut? Karena satu orang asing kulit putih kita harus ribut?” kata Prabowo di sebuah rumah makan di Jalan Terusan Bojongsoang, Cijagra, Kabupaten Bandung, pada 3 Juli 2014.
Koordinator Prabowo Media Center Budi Purnomo Karjodihardjo menyatakan:
Allan Nairn adalah jurnalis Amerika yang tujuh kali masuk ke Indonesia secara ilegal pada 2010. ”TNI pernah menyatakan akan menangkap Allan jika ia ketahuan kembali ke Indonesia,” ucap Budi pada 26 Juni lalu, seperti dikutip sejumlah media.
Budi juga membantah pernyataan Allan bahwa Prabowo pernah membuat pernyataan melecehkan tentang presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid. ”Pernyataan Allan adalah black campaign yang terkoordinasi oleh sekelompok jurnalis asing,” ujarnya. Prabowo, kata Budi, amat menghormati Gus Dur. ”Tidak pernah sekali pun, dalam konteks apa pun, dia mengucapkan kata-kata yang merendahkan martabat Gus Dur,” Budi menegaskan.
TIM TEMPO