TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena pemilu presiden 2014 menarik perhatian berbagai lapisan masyarakat di Amerika Serikat. Perhatian juga datang dari Front Kedaulatan Maluku/Republik Maluku Selatan di Negeri Abang Sam. FKM/RMS merupakan organisasi yang dicap separatis oleh pemerintah Indonesia.
Pemimpin FKM/RMS di Amerika Serikat, Helmi Wattimena, menuturkan secara pribadi ia tertarik kepada sosok calon presiden yang diusung koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi. "Jokowi itu sebuah fenomena besar," kata Helmi kepada Tempo, Jumat, 27 Juni 2014. (Baca:Gerindra Pecah di Amerika, Kampanye Pilpres Sepi)
Helmi mengatakan dia memikirkan nasib saudara-saudaranya sesama orang Maluku di Indonesia. Ia memperkirakan kehidupan mereka akan lebih baik jika Jokowi menjadi Presiden Indonesia. "Seandainya Indonesia ada di bawah Jokowi, saya rasa kehidupan mereka akan lebih baik," ujarnya.
Ia tegas menolak mantan Komandan Jenderal Komandan Pasukan Khusus Prabowo Subianto menjadi presiden. Prabowo maju sebagai calon presiden dengan dukungan koalisi pimpinan Partai Gerindra. “Begitu banyak masalah pelanggaran hak asasi manusia oleh Kopassus di bawah pimpinan Prabowo pada waktu itu. Mereka bukan tentara nasional, mereka adalah political animal," ucapnya. (Baca:Bongkar Rahasia Prabowo, Allan Nairn: Demi Publik)
LOLO SANTOSA
Berita lain:
Politikus Demokrat Diteror dengan Air Keras
Memerkosa Enam Remaja, Tante May Divonis 12 Tahun
Samsung Galaxy S5, Ponsel yang Mengerti Kesehatan
Transformers Age of Extinction: Megah dan Dangkal
Anggota TNI Akui Bakar Juru Parkir Monas
Piala Dunia Brasil 2014 Dalam Angka di Twitter