TEMPO.CO , Jakarta - Sastrawan dan jurnalis senior, Goenawan Mohamad, menegaskan bahwa media dalam pemberitaannya tidak harus netral. Hal terpenting, dia mengatakan, pemberitaan media tidak untuk memfitnah.
"Bung Karno saat menulis di Pikiran Rakyat juga tidak netral," kata Goenawan saat memperingati Pemberedelan Tempo ke-20 di gedung Kebayoran Center, Jakarta, Selasa, 24 Juni 2014. (Baca: Habibie Batalkan Negosiasi Ketika Tempo Diberedel)
Menurut Goenawan, apabila media menyebarkan fitnah, yang dilukai adalah seluruh bangsa. "Yang dirusak tidak hanya manusia, tapi juga akal sehat dan kejujuran," kata pendiri majalah berita mingguan Tempo tersebut. (Baca: Habibie Buka Suara Soal Pemberedelan Majalah Tempo)
Dalam memihak pun, Goenawan melanjutkan, harus mempertimbangkan efektivitas pemihakan. "Kadang-kadang tergoda efek non-moral," ujarnya. Karena itu, menurut Goenawan, profesi jurnalis lebih berat ketimbang politikus lantaran bertanggung jawab atas kebenaran informasi kepada masyarakat."Kalau semua orang bisa dibayar untuk memfitnah, kerusakan sosial tak bisa dihindari," kata pendiri komunitas Salihara itu. (Baca:Di Balik Pembreidelan Tempo)
LINDA TRIANITA
Berita lainnya:
Aktivitas Berjibun, Jokowi Tidur ala Uler Londot
Penutupan Dolly, Risma Kantongi Restu Megawati
Petani dan Polisi Bentrok, Delapan Terluka