TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum Boradi mengatakan pencetakan kertas surat suara pemilihan presiden akan dimulai pada Senin, 9 Juni 2014. Pencetakan dijadwalkan berlangsung selama 20 hari. ”Dua puluh hari itu sudah termasuk distribusi hingga kabupaten atau kota,” ujar Boradi ketika ditemui di ruangannya, Jumat, 6 Juni 2014.
Menurut Boradi, sistem distribusi tidak berbeda dengan yang dilakukan saat pemilihan umum legislatif, yakni menggunakan jalan darat hingga ibu kota provinsi. Jika melewati beberapa pulau maka akan dilanjutkan dengan menggunakan kapal atau pesawat menuju kabupaten/kota.
Untuk kertas surat suara, Boradi menjelaskan KPU pada dua hari lalu sudah merilis model kertas yang akan digunakan pada pemilihan presiden yang bakal digelar pada 9 Juli 2014 tersebut. Surat suara berukuran 18x23 sentimeter didominasi warna merah dan putih dengan gambar dua pasangan calon seukuran 8x12 sentimeter. Di sebelah kanan, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kompak mengenakan kemeja putih berlambang garuda di dada dan peci hitam. Adapun di sebelah kiri, pasangan nomor dua, Joko Widodo, mengenakan baju kotak-kotak dan M. Jusuf Kalla mengenakan kemeja putih. (Baca: Jokowi-JK Tetapkan Kostum di Surat Suara). Foto kedua pasangan calon presiden ini berlatar belakang bendera merah putih.
Pencetakan surat suara dikerjakan tujuh perusahaan percetakan. Pekerjaan mereka akan dibagi dalam 15 paket berdasarkan wilayah dengan total anggaran sebesar Rp 24,2 miliar. Jumlah surat suara yang dicetak, menurut Boradi, sesuai dengan Surat Keputusan KPU Nomor 355 sebanyak 185 juta.
Adapun nama perusahaan pemenang tender surat suara yaitu PT Pura Baru Tama mengerjakan dua paket; PT Gramedia (empat paket); PT Temprina (tiga paket); PT Macanan (satu paket); PT Temprint (dua paket); PT Seni Budaya (dua paket) dan CV Adiperkasa mengerjakan satu paket. (Baca: Industri Media Cetak di Luar Jawa Lebih Prospektif)
TIKA PRIMANDARI
Berita Terpopuler:
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum
10 Fakta Unik tentang Yakuza
Soekarno 'Hidup Lagi' di Hong Kong