TEMPO.CO, Karanganyar -- Calon presiden dari poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dijadwalkan berziarah ke makam mantan presiden Soeharto di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Ahad, 8 Juni 2014.
Juru kunci Astana Giribangun, Sukirno, mengaku sudah mendapat pemberitahuan ihwal kedatangan Prabowo."Sudah ada informasi. Kemungkinan Pak Prabowo akan berziarah hari Minggu (Ahad) nanti," katanya kepada Tempo, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Prabowo Janjikan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional)
Namun, dia belum dapat memastikan apakah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat tersebut benar-benar datang. Oleh sebab itu, hingga kini dia belum melakukan persiapan. "Karena katanya jadwalnya masih bisa berubah, jadi kami belum persiapan. Masih seperti biasa," ucapnya.
Informasinya, Prabowo akan datang ke Giribangun dengan naik helikopter dari Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta. Letak Astana Giribangun sekitar 50 kilometer di sebelah timur Bandara Adi Soemarmo. Sukirno menyatakan area di sekitar Giribangun tidak bisa didarati helikopter. Dia mengatakan selama ini belum pernah ada helikopter yang mendarat di kompleks Giribangun."Kalau lokasi pendaratan helikopter bisa di lapangan desa. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari makam," ucapnya.
Staf Humas Pemerintah Karanganyar Prada Amara mengatakan Prabowo dijadwalkan mendarat di Bandara Adi Soemarmo pada Minggu, 8 Juni 2014 pukul 10.45. Lantas, dia akan menuju Astana Giribangun dengan menumpang helikopter. "Jam 12.00 meninggalkan Giribangun dengan helikopter menuju Masjid Agung Solo untuk salat Zuhur," katanya.
Setelah itu, berdialog dengan pedagang Pasar Klewer sembari makan siang, kemudian kembali ke Jakarta. Dia mengatakan saat ini tim Prabowo sedang mencari alternatif lokasi pendaratan helikopter di sekitar Astana Giribangun.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler:
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum
10 Fakta Unik tentang Yakuza
Besok, SBY Lantik Lukman Hakim sebagai Menteri
Yakuza Paksa Tunawisma Bekerja di PLTN Fukushima
Soekarno 'Hidup Lagi' di Hong Kong