Menjelang Pemilu, Dana Bantuan Sosial dan Hibah Meningkat

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Menjelang pelaksanaan pemilu legislatif, dana bantuan sosial (bansos) ataupun dana hibah yang dikucurkan pemerintah daerah di Malang Raya, yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu, meningkat drastis.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Malang Corruption Watch (MCW), di Kabupaten Malang, misalnya, dana bansos untuk 2014 sebesar Rp 78,5 miliar. Adapun pada 2013, jumlahnya Rp 66 miliar. Bahkan, pada 2011 dan 2012 masing-masing besarnya hanya Rp 48 miliar dan Rp 65 miliar. Begitu juga belanja hibah. Pada 2011 senilai Rp 61 miliar, 2012 sebesar Rp 48 miliar, 2013 sebesar Rp 41,9 miliar, dan 2014 menjadi Rp 55 miliar.

Dana bansos yang dikucurkan Pemerintah Kota, meski jumlahnya lebih kecil, kenaikannya pun drastis. Pada 2011 Rp 9 miliar, 2012 Rp 4 miliar, 2013 sempat turun menjadi hanya Rp 500 juta. Namun, jumlahnya melonjak melonjak menjadi Rp 8 miliar pada 2014. Adapun dana hibah 2011 sebesar Rp 59 miliar, 2012 Rp 19 miliar, dan 2013 Rp 70 miliar, sedangkan untuk 2014 hingga Maret sudah mencapai Rp 39 miliar.

Setali tiga uang dengan Pemerintah Kota Batu. Dana bansos pada 2011 senilai Rp 11 miliar, 2012 Rp 8,6 miliar, 2013 (Rp 6,2 miliar), dan 2014 melonjak menjadi Rp 21 miliar. Begitu pun kucuran dana hibah. Pada 2011 besarnya Rp 14 miliar, 2012 Rp 38 miliar, 2013 Rp 13 miliar, dan pada 2014 naik menjadi Rp 39,6 miliar.

Koordinator Badan Pekerja MCW, Zainuddin, mengatakan dana bansos dan hibah sering dimanfaatkan untuk kepentingan elite partai penguasa. Kalaupun dikucurkan kepada masyarakat, hal itu tidak disertai audit investigasi terhadap para penerima. “Bupati maupun wali kotanya adalah pimpinan partai politik,” katanya, Rabu, 2 April 2014.

Bupati Malang Rendra Kresna adalah Ketua Partai Golkar Kabupaten Malang. Wali Kota Malang H. Muhammad Anton atau Goei Hing An merupakan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Kota Malang. Adapun Wali Kota Batu Edy Rumpoko menjabat Ketua PDI Perjuangan Kota Malang.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Zainuddin meinta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit investigasi terhadap penggunaan dana bansos dan dana hibah. Sebab, sejumlah dana bansos dan hibah tak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan pengucuran bansos dan hibah sesuai dengan program atau proposal yang diajukan oleh masyarakat, melalui lembaga, seperti yayasan. Semuanya bisa dipertanggungjawabkan. “Tidak ada yang digunakan untuk kepentingan partai. Semuanya untuk kepentingan pembangunan sesuai visi-misi Kabupaten Malang,” ujar dia.

Wali Kota Malang H. Muhammad Anton dan Wali Kota Batu Edy Rumpoko belum bisa dimintai konfirmasi mengenai hal ini.



EKO WIDIANTO

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pekanbaru Siapkan Dana Cadangan Bencana Asap

15 Maret 2016

Lanskap gedung-gedung perkantoran dan permukiman penduduk di kawasan Jakarta Pusat, 27 Oktober 2015. Kepala Pusat Data Informasi BNPB menyatakan bencana asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan makin meluas dan sebagian menuju Jakarta. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pekanbaru Siapkan Dana Cadangan Bencana Asap

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru telah menyiapkan dana cadangan tanggap bencana alam sebesar Rp1 miliar untuk tahun 2016.


Dinkes DKI Usul Dana Gakin Naik Rp 100 Miliar  

18 Juni 2010

Nenek Ani (39) menjaga cucunya M.Toriq di masjid RSCM Jakarta karena ditolak pihak rumah sakit, Selasa (16/02). Toriq menderita penyakit Hydrochepalus dan sudah dua minggu berada di masjid karena tidak memiliki biaya berobat. TEMPO/Aditia Noviansyah
Dinkes DKI Usul Dana Gakin Naik Rp 100 Miliar  

Dengan adanya penambahan tersebut, maka total jumlah anggaran JPK Gakin dan SKTM menjadi Rp 513 miliar di tahun ini.


PKB Usul 10 Persen APBN Untuk Desa  

17 Juni 2010

TEMPO/Imam Sukamto
PKB Usul 10 Persen APBN Untuk Desa  

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Ja'far minta semua fraksi menempatkan pelbagai usulan alokasi anggaran langsung untuk desa dimasukkan dalam pembahasan Rencana Undang-undang tentang desa.


Megawati : Dana Aspirasi Kok Diusulkan Dewan

16 Juni 2010

MegawatiSoekarnoputri. TEMPO/Panca Syurkani
Megawati : Dana Aspirasi Kok Diusulkan Dewan

Namanya dana aspirasi, harusnya yang dibawa dari masyarakat bawah. Jadi bukan dari anggota Dewan, tapi usulan itu harusnya dari masyarakat kata Megawati Soekarnoputri di kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (16/6).


Golkar Klaim Badan Anggaran Setuju Dana Aspirasi  

16 Juni 2010

Ketua Badan Anggaran DPR RI Harry Azhar Aziz . dok TEMPO/Adri Irianto
Golkar Klaim Badan Anggaran Setuju Dana Aspirasi  

Partai Golkar mengklaim dana aspirasi sudah menjadi keputusan rapat Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat.


Ical Bantah Dana Aspirasi untuk Biayai Setgab

13 Juni 2010

Aburizal Bakrie. TEMPO/Imam Sukamto
Ical Bantah Dana Aspirasi untuk Biayai Setgab

Melalui Golkar, Aburizal bertekad usulan dana aspirasi akan terus diperjuangkan melalui APBN dan APBD. Ia juga mengklaim usulan ini sudah disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mendapat respon yang positif.


Soal Dana Aspirasi, DPR Seakan Ingin Jadi Sinterklas

5 Juni 2010

Ketua Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Sebastian Salam. TEMPO/Wahyu Setiawan
Soal Dana Aspirasi, DPR Seakan Ingin Jadi Sinterklas

Dana aspirasi sebesar Rp 15 milyar untuk tiap daerah pemilihan membuat setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat menjadi sinterklas.


Usulan Dana Aspirasi Karena Pusat Tak Percayai Daerah

5 Juni 2010

Usulan Dana Aspirasi Karena Pusat Tak Percayai Daerah

Ketua Badan Anggaran DPR Harry Azhar Azis memaparkan, dana aspirasi Rp 15 miliar untuk tiap daerah pemilhan anggota dewan muncul karena ketidakpercayaan pengelolaan anggaran oleh pusat terhadap pemerintah daerah.


Golkar Sebut Penolakan Dana Aspirasi Terburu-buru

2 Juni 2010

Golkar Sebut Penolakan Dana Aspirasi Terburu-buru

Politisi Golkar menilai penolakan pemerintah terhadap usulan dana aspirasi Rp 15 miliar per anggota DPR pertahun sebagai terburu-buru.


Pemerintah Tolak Usulan Dana Aspirasi DPR

2 Juni 2010

Pemerintah Tolak Usulan Dana Aspirasi DPR

Pemerintah menyatakan penolakannya atas usulan dana aspirasi Rp 15 miliar per tahun per satu daerah pemilihan bagi kalangan anggota DPR karena dianggap berpotensi melanggar Undang-Undang.