TEMPO.CO , BANTUL: Center for Election and Political Party (CEPP), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar simulasi proses pemilu bagi 500-an pemilih pemula bertajuk "Rock the Vote Indonesia". Acara yang berlangsung di halaman Gedung Sportorium UMY itu diikuti oleh 500-an mahasiswa dan pelajar. "Peserta mahasiswa dari UMY semester awal dan sejumlah SMA di sekitar kampus," kata Sakir, Ketua Panitia kegiatan ini di sela acara berlangsung pada Selasa, 18 Maret 2014.
Ratusan pemilih pemula diajak melakukan simulasi pemilu di penghujung acara ini. Mereka memilih gambar-gambar caleg partai politik atau calon presiden yang berupa gambar buah dan juga bernama buah-buahan. "Ada pisang, semangka, mangga dan lainnya," kata Sakir.
Menurut Sakir simulasi pemilu itu terpaksa memakai gambaran caleg dan capres berupa buah-buahan untuk menyiasati larangan kampanye masuk kampus. Menurut dia cara ini tetap efektif mengenalkan proses pemilihan di bilik suara saat pemilu. "Yang penting ada pendidikan politik," kata dia.
Sebelum simulasi pemilu itu, peserta pendidikan pemilih pemula ini diajak melihat debat para perwakilan pimpinan partai politik di DIY. Forum itu dikemas dalam bentuk mirip debat calon presiden dan dipandu perwakilan KPUD DIY. "Tapi, perwakilan partai ini hanya boleh menyampaikan visi dan misi partai, kami melarang mereka menyebut nama caleg dan capres," kata mahasiswa Fisipol UMY ini.
Menurut Sakir semestinya perwakilan partai politik memberikan perhatian terhadap acara ini mengingat tingginya jumlah pemilih pemula di Indonesia. Dia menyayangkan banyak perwakilan partai yang tidak hadir. "Jumlah pemilih pemula sampai puluhan juta," kata dia.
Saat acara berlangsung hanya ada lima perwakilan pimpinan Partai Politik tingkat provinsi yang datang, yakni Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Golkar, Partai Gerindra dan PDIP. Semula, menurut Sakir, ada 12 perwakilan partai yang diundang, namun kebanyakan berhalangan karena sibuk dengan agenda kampanye.
Ratusan pemilih pemula setelah menikmati forum debat itu diminta menggali informasi seputar pemilu ke stand-stand milik lima partai politik. Kegiatan ini dipandu oleh 22 pendamping yang merupakan mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Politik dari UMY dan UGM. "Aturannya sama, perwakilan partai dilarang kampanye ke peserta," kata Sakir.
Pekan lalu, hasil survei yang digelar oleh lembaga kajian masalah kepemudaan, YouSure Fisipol UGM, selama Februari 2014. menyimpulkan orientasi pilihan pemilih pemula di DIY terlalu dipengaruhi iklan kampanye di media massa. Koordinator Tim Riset ini, Desintha Dwi Asriani menyatakan mayoritas responden riset lembaganya itu mengaku mendapatkan informasi mengenai pemilu dari media dan bukan sosialisasi KPU. "Khususnya dari iklan calon Presiden," kata dia
ADDI MAWAHIBUN IDHOM