TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengaku senang jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi benar-benar diajukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon presiden dalam pemilu tahun ini. Alasannya, kata dia, Jokowi belum punya rekam jejak yang dapat dijadikan panutan masyarakat Indonesia. "Lagipula Jokowi orangnya klemar-klemer, kok mau nyapres?" katanya saat dihubungi, Senin, 3 Maret 2014.
Sebaliknya, Ruhut malah ngeri jika nanti Jokowi benar-benar maju sebagai calon presiden. "Orang lugu kok jadi presiden? Ditipu nanti," ujarnya. (Baca: Mega Putuskan Jokowi Capres Sejak Dua Pekan Lalu?)
Ruhut menilai orang nomor satu di Jakarta itu bukanlah negarawan. Hal itu, kata Ruhut, terlihat dari sikapnya yang selalu saja mesam-mesem seperti orang sawan ketika ditanya pencalonannya sebagai presiden.
Gaya mencla-mencle ala Jokowi pun dikritik Ruhut. Dia menilai gaya itu bukanlah sikap orang nomor satu di Indonesia. "Orang lemas begitu tak cocoklah memimpin Indonesia," kata Ruhut sambil tertawa.
Poltak--sapaan akrab Ruhut--mencontohkan gaya mencla-mencle Jokowi saat menangani kasus pengadaan bus Transjakarta. Jika memang Jokowi yakin ada korupsi dalam proyek itu, Ruhut menyarankan untuk melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi. "Kan sudah ada MoU-nya," ujarnya.
Karena beberapa alasan itulah Ruhut menyatakan partainya tak masalah jika memang Jokowi akan maju sebagai capres dari PDI Perjuangan. Ruhut malah mempersilakan bekas Wali Kota Solo itu beradu rekam jejak dengan pimpinan partainya.
Sebelumnya, PDI Perjuangan tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden. Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan deklarasi bisa dilakukan pada bulan ini atau April mendatang. "Semua orang juga sudah tahu (Jokowi menjadi calon presiden). Tinggal menunggu deklarasi dan situasi politik yang berkembang," kata Andreas kepada Tempo, akhir pekan kemarin.
Keputusan Megawati, kata Andreas, sebenarnya terlihat sejak Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan pada September lalu. Saat itu, Ketua Umum PDI Perjuangan ini berulang kali memuji mantan Wali Kota Solo tersebut. Dalam pujian itu, menurut Andreas, Megawati meminta Jokowi tak besar kepala dan tetap menunjukkan kerja yang baik dalam memimpin Jakarta.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler
Jokowi Capres, Demokrat Setia dengan Konvensi
Benarkah PDIP Sudah Susun Kabinet Bayangan?
Jokowi Kuatkan Elektabilitas Megawati
PDIP Sudah Dilobi Militer
Astrolog: Oktober 2014, Mega Rayakan Kemenangan