TEMPO.CO, Jakarta - Setelah terjadinya pemberontakan Gerakan 30 September pada 1965, terjadi perombakan-perombakan, termasuk pembubaran lembaga permusyawarakatan. Kemudian dibentuklah MPRS berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1966. Soeharto yang ditetapkan sebagai presiden pada tanggal 6 Juni 1968 harus melaksanakan Panca Krida Kabinet Pembangunan berdasarkan Ketetapan MPRS Nomor XLI/MPRS/1968. Krida ketiga berbunyi, "Melaksanakan Pemilihan Umum sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XLII/MPRS/1968."
Biaya: Rp 16.987.877.849,37
Pemungutan suara: 3 Juli 1971
Jumlah peserta: Sembilan partai politik dan satu Golongan Karya
Jumlah kursi: 360
Jumlah anggota DPR: 460 (360 dipilih, 75 diangkat dari ABRI dan 25 dari non-ABRI)
Berikut ini hasinya:
No. | Partai | Suara | % Suara | Kursi |
1 | Golkar | 34.348.673 | 62,82 | 236 |
2 | Nahdlatul Ulama (NU) | 10.213.650 | 18,68 | 58 |
3 | Parmusi | 2.930.746 | 5,36 | 24 |
4. | Partai Nasional Indonesia (PNI) | 3.793.266 | 6,93 | 20 |
5. | Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) | 1.308.237 | 2,39 | 10 |
6. | Partai Kristen Indonesia (Parkindo) | 733,359 | 1,34 | 7 |
7. | Partai Katolik | 603,740 | 1,10 | 3 |
8. | Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) | 381,309 | 0,69 | 2 |
9. | Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) | 338,403 | 0,61 | |
10 | Murba | 48,126 | 0,08 | |
JUMLAH | 54.669.509 | 100,00 | 360 |
Evan/PDAT Sumber Diolah Tempo, KPU