TEMPO.CO, Jakarta - Survei Pemilihan Wali Kota Surakarta 2024 mengerucut pada tiga nama yang dikehendaki oleh masyarakat untuk memimpin Solo, Jawa Tengah. Menurut pendiri Solo Raya Polling, Suwardi, tiga nama tersebut adalah Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa; Adipati Mangkunegara X; dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep.
Dia mengatakan, dari tiga nama tersebut, Teguh Prakosa memiliki elektabilitas paling tinggi mencapai 35,3 persen diikuti Adipati Mangkunegara X atau yang akrab disapa Gusti Bhre dengan 25,30 persen. Kaesang di posisi ketiga dengan angka elektabilitas 12,30 persen.
Ada delapan nama lain yang dianggap lebih layak menjadi Wakil Wali Kota Surakarta. Beberapa nama tersebut di antaranya putra politikus senior Akbar Tanjung, Sekar Tanjung; putra politikus PDIP Aria Bima, RA Yashinta; Ketua DPRD Kota Surakarta Budi Prasetyo; dan putra politikus FX Hadi Rudyatmo, Rheo Fernandes.
Untuk simulasi satu pasangan calon pemilihan wali kota dan wakil wali kota Surakarta, yakni pasangan Adipati Mangkunegara X-Teguh Prakosa dan Kaesang Pangarep-Teguh Prakosa.
Suwardi menyebutkan, dari sisi peta kekuatan politik, PDIP masih menjadi yang terkuat dengan perolehan 20 kursi. Selanjutnya ada PKS dengan perolehan tujuh kursi, PSI lima kursi, Gerindra lima kursi, Partai Golkar tiga kursi, PAN tiga kursi, dan PKB meraih dua kursi.
Nama-nama tersebut muncul dari hasil survei jajak pendapat Calon Wali Kota Surakarta 2024 yang dilakukan sejak tanggal 8 Maret. Selanjutnya, data dari anggota tim survei dikumpulkan pada 17 Maret.
"Kami menggunakan metode survei populasi penduduk usia dewasa yang terdaftar di DPT pemilu Kota Surakarta 2024. Jumlah DPT pemilu di Surakarta ada 439.009 pemilih yang terdistribusi di lima kecamatan di Kota Solo, yakni di Jebres, Banjarsari, Serengan, Laweyan, Pasarkliwon," kata dia di Solo pada Selasa, 26 Maret 2024.
Survei dilakukan di 80 lokasi dengan masing-masing titik lokasi survei diambil delapan responden.
"Total ada 640 responden. Karakteristik responden dari kelompok gender, kelompok usia, keyakinan agama, pekerjaan, status sosial ekonomi rumah tangga," kata pengajar Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta itu.