Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil PDIP, 23 Tahun Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP

image-gnews
Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memberikan pidato penutupan Kongres V PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, 10 Agustus 2019. Megawati Soekarnoputri mengakui dirinya sudah memiliki daftar orang-orang yang akan diusulkan menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf mendatang. TEMPO/Johannes P. Christo
Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memberikan pidato penutupan Kongres V PDIP di Sanur, Denpasar, Bali, 10 Agustus 2019. Megawati Soekarnoputri mengakui dirinya sudah memiliki daftar orang-orang yang akan diusulkan menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf mendatang. TEMPO/Johannes P. Christo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum atau KPU menyatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2024, dengan nomor urutan 3. Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini merupakan salah satu partai politik tertua di Indonesia. Bahkan cikal bakalnya telah dirintis pada 4 Juli 1927.

Lantas bagaimana sejarah berdirinya PDIP dan perjalanannya dalam perpolitikan Indonesia?

PDIP dulunya hanya bernama PDI tanpa embel-embel “Perjuangan”. Dibentuk dari gabungan sejumlah partai. Salah satunya Partai Nasional Indonesia atau PNI yang merupakan parpol besutan Presiden Pertama RI Sukarno pada 1927. Partai lainnya yaitu Partai Musyawarah Rakyat Banyak, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Kristen Indonesia, dan Partai Katolik.

Penggabungan partai ini dilatarbelakangi ketika Orde Baru menginginkan adanya penyederhanaan parpol jelang pemilu 1977. Semula terdapat sembilan partai. Termasuk Partai Nahdhatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Islam Perti. Presiden Soeharto berpendapat terlalu banyak parpol hanya menghasilkan debat tanpa hasil. Karenanya, hanya diizinkan ada tiga partai.

Dari sembilan partai, hanya Golkar yang tak melakukan fusi. Sementara delapan partai lainnya terbagi menjadi dua partai, Partai Demokrasi Indonesia dan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP. PDI beranggotakan partai-partai nasionalis serta Kristen dan Katolik. Sedangkan PPP terdiri dari partai berbasis Islam.

Secara historis, PDI didirikan pada 10 Januari 1973. Namun sejak berdirinya, PDI terus mengalami gejolak di internalnya. Gonjang-ganjing itu bahkan telah terjadi pada pertemuan pertama dalam Musyawarah Nasional atau Munas di Jakarta pada 20-24 September 1963. Tak ada hasil signifikan yang dicapai pada Munas ini. Bahkan, keinginan untuk menggelar Kongres PDI yang pertama tak kunjung terlaksana dan terus tertunda akibat konflik internal yang tak kunjung usai itu.

Akhirnya, Kongres PDI bisa digelar pada 12-13 April 1976. Pemerintah Orde Baru getol mencampuri urusan internal partai-partai. Sama seperti terhadap PPP di mana pemerintah sangat risi dengan lambang Ka’bah yang Partai Hijau itu gunakan. Terhadap PDI, intervensi pemerintah juga tak kalah kuat. Bahkan pemerintah memplot Sanusi Hardjadinata yang kemudian dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP PDI.

Campur tangan pemerintah juga semakin kental pada Kongres II pada 13-17 Januari 1981 di Jakarta. Bahkan Soeharto yang bukan bagian dari partai hadir membuka Kongres tersebut. Kemelut internal partai kian menjadi, terutama karena campur tangan pemerintah itu. Puncaknya pada 1993, PDI akhirnya terpecah menjadi dua kubu saat kongres di Medan, Sumatera Utara.

Dua kubu yaitu kelompok Budi Hardjono yang disokong rezim Soeharto dan kelompok pendukung Soerjadi dan Nico Daryanto dari internal partai. Perpecahan terjadi lantaran dalam kongres tersebut, dua nama terakhir terpilih sebagai Ketua Umum DPP PDI. Kelompok Budi Hardjono yang tak terima berusaha menduduki arena kongres.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menyelesaikan pertikaian, digelarlah Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada Desember 1993. Secara mengejutkan, Megawati terpilih menjadi ketua umum. Popularitas putri pasangan Soekarno-Fatmawati ini menciutkan nyali Presiden Soeharto ketika itu. Kendati demikian, pemerintah tak juga surut merecoki urusan internal partai yang identik dengan warna merah ini.

Pada Mei 1996, dalam Kongres IV PDI di Medan, Megawati dijegal. Kali ini, rezim memainkan Soerjadi sebagai pionnya. Soerjadi pun terpilih menjadi ketua umum pada Kongres PDIP di Medan itu. Kemudian pada 27 Juli 1996, para pendukung Soerjadi menyerang Kantor PDI yang dipenuhi pendukung Megawati. Peristiwa itu dikenang dengan nama Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau Kudatuli.

Setelah peristiwa tersebut, PDI di bawah pimpinan Soerjadi hanya memperoleh 11 kursi DPR pada Pemilu Legislatif 1997. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, PDI di bawah pimpinan Megawati Sukarnoputri semakin kuat. Dia kemudian ditetapkan sebagai ketum DPP PDI periode 1998-2003 pada Kongres ke-V di Denpasar, Bali. Megawati juga mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999. Tujuannya agar dapat mengikuti pemilu.

Sejak dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta nama itu yang digunakan hingga saat ini. Sejauh ini PDIP telah melakukan lima kali Kongres. Kongres I PDIP digelar pada 27 Maret-1 April 2000 di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah. Menghasilkan keputusan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketum DPP PDIP periode 2000-2005.

Kongres IV PDIP digelar di Bali pada 8-12 April 2015, Megawati kembali dikukuhkan sebagai Ketum periode 2015-2020. Lalu Kongres V PDIP di Bali dengan keputusan serupa, Megawati jadi Ketum hingga 2024. Ibunda Puan Maharani itu menjadi Ketum Partai dengan jabatan terlama sejauh ini.

Pilihan Editor: Megawati Heran Kader PDIP Selalu Memilihnya sebagai Ketua Umum

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasto Kristiyanto Bicara Usulan Agar Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP Gantikan Megawati

4 jam lalu

Presiden Joko Widodo (tengah), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri), dan Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo (kanan) saat menghadiri Rakernas ke-4 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-4 tersebut mengangkat tema
Hasto Kristiyanto Bicara Usulan Agar Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP Gantikan Megawati

Hasto Kristiyanto buka suara soal usulan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.


Dosen UPH: Hubungan Jokowi - Ganjar Pranowo Tak Mudah Terkelupas, Mirip Teori Lapisan Bawang

4 jam lalu

Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri saat mengjadiri Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Dosen UPH: Hubungan Jokowi - Ganjar Pranowo Tak Mudah Terkelupas, Mirip Teori Lapisan Bawang

Emrus Sihombing menilai hubungan Presiden Joko Widodo dengan bakal calon presiden Ganjar Pranowo tak mudah terkelupas.


Hasto Tanggapi Usulan Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP setelah Pemilu 2024

7 jam lalu

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membeberkan hasil pertemuan empat partai politik pendukung bacapres Ganjar Prabowo di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Jakarta Pusat, Senin, 2 September 2023. [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Hasto Tanggapi Usulan Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP setelah Pemilu 2024

Hasto menanggapi usulan Guntur Soekarnoputra untuk menjadikan Jokowi sebagai Ketua Umum PDIP dan Megawati sebagai Dewan Pembina PDIP setelah Pilpres 2024.


Tanggapi Rencana Kaesang Bertemu Megawati, Gerindra Optimistis PSI Akan Dukung Prabowo

9 jam lalu

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bersiap menggelar rapat perdana dengan sejumlah jajaran pengurus PSI di Gedung DPP PSI, Jakarta, Selasa, 26 September 2023. Kaesang Pangarep memimpin rapat perdana pasca dirinya ditetapkan sebagai ketua umum PSI. Rapat tersebut rencananya akan membahas mengenai berbagai evaluasi dan rancangan strategi menghadapi Pemilu 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Tanggapi Rencana Kaesang Bertemu Megawati, Gerindra Optimistis PSI Akan Dukung Prabowo

Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria optimistis Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bergabung ke Koalisi Indonesia Maju


Survei Indikator: PDIP Masih Dominan Jelang Pemilu 2024, Pengaruh Ketokohan Jokowi

10 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo saat berpidato dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional IV/2023 PDIP di JiExpo Kemayoran, diikuti dari Youtube PDIP Jakarta, Jumat, 29 September 2023. ANTARA/Andi Firdaus
Survei Indikator: PDIP Masih Dominan Jelang Pemilu 2024, Pengaruh Ketokohan Jokowi

Jokowi memberi pengaruh pada suara PDIP menjelang Pemilu 2024


Puan Maharani Sebut Mahfud MD dan Khofifah Punya Ceruk Suara Jatim

11 jam lalu

Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani memberikan keterangan pers saat meninjau persiapan puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023. PDI Perjuangan akan menggelar puncak peringatan Bulan Bung Karno pada sabtu, 24 Juni mendatang yang dikategorikan menjadi terbesar kedua setelah tahun 1999 di tempat yang sama. Dalam acara tersebut juga akan menjadi ajang konsolidasi partai, serta relawan dan simpatisan PDIP. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Maharani Sebut Mahfud MD dan Khofifah Punya Ceruk Suara Jatim

Puan Maharani mengatakan Mahfud Md. dan Khofifah Indar Parawansa memiliki ceruk suara masing-masing di Jawa Timur.


Puan Maharani Nilai Jokowi Tak Cawe-Cawe Partai Selain PDIP

12 jam lalu

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani. Foto: Geraldi/nr
Puan Maharani Nilai Jokowi Tak Cawe-Cawe Partai Selain PDIP

Puan Maharani mengatakan pihaknya tak melihat Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan campur tangan atau cawe-cawe di partai selain PDIP.


Tanggapan Puan Maharani soal Isu Gibran Akan Dampingi Prabowo

13 jam lalu

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani. Foto : Dok/Man
Tanggapan Puan Maharani soal Isu Gibran Akan Dampingi Prabowo

Puan Maharani mengaku tak mempermasalahkan ihwal isu Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.


Hasto Tampik Rakernas IV PDIP Kurang Semarak

14 jam lalu

Sudin, Hasto Kristiyanto, dan Djarot Saiful Hidayat memberikan keterangan pers saat gladi resik Rakernas PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis, 28 September 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Hasto Tampik Rakernas IV PDIP Kurang Semarak

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membantah kabar Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP berlangsung kurang semarak.


Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

16 jam lalu

DN Aidit saat memberikan sambutan pada ulang tahun ke-5 Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands) di Berlin (1958). wikipedia. org
Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

Angkatan Kelima salah pencetus terjadinya Peristiwa G30S 1965? Ternyata ada angkatan kelima versi DN Aidit dan Sukarno.