TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena politikus pindah partai kerap dijumpai di kancah perpolitikkan Indonesia. Baru-baru ini, Partai Gerindra mengalaminya dengan keputusan Sandiaga Uno yang memilih hengkang dari partai yang telah didukungnya sejak 2015. Selain Sandiaga Uno yang menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga ada M. Taufik eks Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang memutuskan keluar dari Partai Gerindra.
Menparekraf Sandiaga Uno menyambangi kawasan Bantul, Yogyakarta Minggu 28 Mei 2023. Dok.istimewa
Sandiaga Uno
Sandiaga Salahuddin Uno atau yang lebih dikenal dengan nama Sandiga Uno resmi pamit dari Partai Gerindra pada Ahad, 23 April 2023. Kabar ini disampaikannya setelah menyambangi rumah Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu dikabarkan telah menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo.
Partai Gerindra menjadi pintu awal Sandiaga Uno berkiprah di dunia politik Indonesia. Bergabungnya Sandiaga Uno di Partai Gerindra diawali dengan diajak sebagai juru bicara Prabowo. Kemudian, pada 2015, Sandiaga Uno menjadi kader Gerindra. Karir politiknya bersama Gerindra dimulai dengan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022. Setelah itu, pada pemilihan presiden 2019, Sandiaga Uno maju sebagai cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto. Setelah hengkang dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno belakangan dikabarkan akan pindah ke Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.
Politisi senior Partai Gerindra M Taufik saat konferensi pers menanggapi pemecatan yang dilakan partai terhadap dirinya di Iceberg Pizza and Gelato, Cikini, Jakarta Pusat, pada Selasa, 7 Juni 2022. Kredit: TEMPO/Khory
M Taufik
M Taufik menjadi nama berikutnya yang hengkang dari Partai Gerindra karena dipecat. Keputusan ini disampaikan oleh Partai Gerindra melalui Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai (MKP) partai tersebut, Wihadi Wiyanto pada Selasa, 7 Juni 2022. Pemecatan politikus senior itu disebabkan tidak loyal kepada partai. Selain itu, mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu juga dinilai melakukan manuver-manuver di luar perintah partai.
Perselisihan antara M Taufik dengan Gerindra awalnya terkait dengan calon Gubernur DKI Jakarta yang akan mereka usung pada Pilkada 2024. Selain itu, Taufik juga lebih memilih mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, Taufik bahkan secara terang-terangan menyatakan ingin hengkang dari Gerindra dan bergabung dengan Nasdem.
Pilihan Editor: Arti Kemakmuran dalam Logo Partai Gerindra, Peran Hashim Djojohadikusumo Soal Nama Partai
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.