TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Idham Holik menerima audiensi Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk membahas pemilu berperspektif gender dan kampanye Jeli, Inisiatif, Toleransi, dan Ukur (JITU) di kantor KPU. Pembahasan tersebut dilakukan pada Rabu, 31 Mei 2023 untuk membuat Pemilu 2024 menjadi inklusif.
Idham yang menyambut baik audiensi tersebut menyatakan bahwa KPU akan berkomitmen untuk mewujudkan pemilu inklusif. Pada beberapa pertemuan, KPU kerap mengingatkan para calon legislatif (caleg) dan partai politik untuk selalu memasukkan satu program women and empowerment dari sekian banyak program lainnya.
Program tersebut harus dimiliki karena berkaitan dengan pemberdayaan perempuan yang kelak menjadi orientasi dalam pengambilan kebijakan. Dengan hadirnya program tersebut, perempuan dapat menunjukkan keberadaan dirinya dalam membuat kebijakan politik. Program tersebut juga menunjukkan bahwa hak-hak perempuan dalam ranah politik sudah mulai setara.
Lebih lanjut, Idham menerangkan bahwa dalam pemungutan suara, KPU juga akan memprioritaskan ibu-ibu menyusui dan ibu lansia dengan pelayanan khusus. Akibatnya, mereka tidak akan banyak memakan waktu di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Sebelumnya, Wakil Ketua Komnas Perempuan, Olivia Chadidjah telah menyampaikan maksud dan tujuan melakukan audiensi ke KPU, yaitu untuk memajukan hak-hak perempuan.
"Kepentingan kami bisa bersama-sama dengan KPU dan negara menghadirkan pemilu ramah perempuan dan inklusif," kata Olivia pada 30 Mei 2023, sebagaimana tertuang dalam kpu.go.id.
Olivia juga menanyakan tentang Peraturan KPU nomor 10 tahun 2023 mengenai Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota terkhusus aturan keterwakilan perempuan 30 persen. Selain itu, Olivia juga bertanya tentang kekerasan seksual yang dinilai Komnas Perempuan pada tahun politik akan rentan terhadap kekerasan perempuan sehingga harus diantisipasi untuk menghadapi momen demokrasi elektoral tersebut.
"Kami berharap akan memberikan banyak solusi, khususnya bagi perempuan di Indonesia," ucap Olivia.
Menanggapi pernyataan Olivia, Idham menyampaikan bahwa KPU mencatat masukan Komnas Perempuan yang mendorong lebih banyak perempuan terpilih dalam pemilihan legislatif dan caleg perempuan memahami gerakan kesetaraan gender.
"Insyaallah apa yang disampaikan akan diteruskan ke rekan-rekan (satuan kerja atau satker) di daerah untuk mendorong partisipasi perempuan agar suara perempuan didengar," jelas Idham.
Idham menilai bahwa sangat penting bagi perempuan yang menduduki jabatan memiliki keberpihakan lebih tegas lagi ke sesama perempuan.
Lalu, pada akhir audiensi, Idham menyampaikan untuk mendukung kampanye JITU bersama Komnas Perempuan demi mewujudkan demokrasi lebih bermakna pada Pemilu 2024. Adapun, para hadirin yang mengikuti audiensi tersebut, yaitu Komisioner Komnas Perempuan Veryanto Sitohang, Rainy Hutabarat, Tiasri Wiandani dan jajarannya serta Tenaga Ahli dan jajaran Setjen KPU.
Pilihan Editor: Muncul Alumni UI Garda Pancasila Dukung Ganjar, Dulu Pernah Ada Gerakan Alumni UI untuk Jokowi - Ma'ruf Amin
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.