TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay mengatakan partainya akan mengevaluasi kekalahan di sejumlah daerah dalam pemilihan legislatif 2019. Di Provinsi Jawa Tengah, misalnya, PAN tampaknya tak berhasil memboyong satu kursi pun.
Baca juga: Viva Yoga: PAN Buka Peluang Bersama Pemerintah
"Jateng itu yang kemarin delapan kursi, sekarang penghitungan sementara dinyatakan tidak ada kursi," kata Saleh kepada wartawan, Jumat, 17 Mei 2019.
Saleh berujar partainya belum bisa memastikan faktor apa saja yang menyebabkan suara PAN tergerus di Jawa Tengah. Namun, dia tak menampik kemungkinan perbedaan pilihan calon presiden berimbas pada suara partai.
Selama ini Jawa Tengah disebut-sebut menjadi 'kandang' Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan basis massa pendukung calon presiden inkumben Joko Widodo. Adapun PAN mengusung pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pilpres 2019.
Berdasarkan perhitungan suara hasil pileg 2019, perolehan kursi di Jawa Tengah diborong oleh PDIP. Partai berlambang banteng moncong putih itu mendapat sekitar 26 kursi dari dapil Jawa Tengah.
"Ada juga mungkin faktor pilpres, karena dukungan partai sana sangat kuat sehingga kami tersingkir. Namun kami belum bisa menyimpulkan," kata dia. Faktor lain, ujarnya, bisa jadi lantaran calon legislator PAN jarang turun menemui konstituen atau lawan yang terlalu kuat.
Sembari memantau perhitungan suara yang masih berlangsung, Saleh berujar PAN juga sedang menyiapkan bukti-bukti kecurangan. Mereka pun membuka kemungkinan menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
Adapun secara nasional, lanjut Saleh, perolehan kursi PAN berkurang dibanding perolehan 2014 lalu yang sebanyak 49 kursi. Hasil perhitungan internal PAN, kata Saleh, mencatat perolehan 44 kursi. Saleh berharap angka ini bertambah jika partainya jadi menggugat ke MK dan menang.
"Potensinya masih bisa bertambah menjadi 45 sampai 46 kursi," ujar dia.