TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) mengeluarkan pernyataan sikap dan seruan menanggapi dinamika politik pascapemungutan suara pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2019. Dalam sikap dan seruan itu, Kagama menyatakan bahwa pemilu merupakan instrumen kedaulatan rakyat yang harus dijaga dan dikawal agar berlangsung damai, bermartabat, jujur, dan adil.
Baca: Jokowi Hadiri Reuni Akbar Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada
"Karena itu, Kagama mengajak setiap elemen bangsa untuk mengawal seluruh tahapan pemilu agar berjalan damai dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama, Ganjar Pranowo, seperti tertulis pada poin pertama pernyataan sikap dan seruan bertanggal hari ini, Senin, 22 April 2019 itu.
Dalam poin kedua, Kagama berterima kasih kepada seluruh warga negara Indonesia yang telah aktif dalam setiap tahapan pemilu, serta menjaga ketenteraman dan kedamaian. Ketiga, Kagama berterima kasih kepada penyelenggara pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, serta kepada Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia yang telah menjaga keamanan.
"Kagama turut berduka cita yang mendalam atas gugurnya petugas penyelenggara pemilu dalam menjalankan tugasnya, mereka adalah pahlawan-pahlawan demokrasi."
Kelima, organisasi alumni dari kampus yang sama dengan calon presiden inkumben Jokowi ini juga menyerukan agar para kontestan Pemilu 2019 dan para pendukungnya menunggu rekapitulasi suara yang dilakukan KPU. Kagama juga mengingatkan bahwa ketidakpuasan terhadap hasil pemilu bisa disalurkan dengan cara-cara konstitusional.
Sebagaimana ramai belakangan ini, kedua kubu pasangan calon sama-sama mengklaim menang di pemilihan presiden 2019. Di kubu paslon 01, deklarasi kemenangan dilakukan oleh Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Jokowi sendiri hanya menyatakan diri unggul merujuk hasil hitung cepat 12 lembaga survei, tetapi tak terang-terangan menyatakan menang.
Di sisi lain, calon presiden 02 Prabowo Subianto setidaknya telah tiga kali kali mengklaim menang dan dua kali sujud syukur. Prabowo mengklaim meraup 62 persen berdasarkan hasil hitung manual atau real count yang dilakukan timnya di lebih dari 300 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Berikutnya, di poin keenam, Kagama menyatakan dukungan terhadap penyelenggara pemilu untuk tetap mandiri dan profesional. Mengecam keras setiap upaya mendelegitimasi KPU dan pemilu, Kagama juga meminta agar para elite politik berhati-hati dalam memberikan pernyataan agar tidak menimbulkan tensi dan perpecahan di masyarakat.
"Kagama mengimbau para elite politik tidak mengeluarkan pernyataan yang provokatif, yang memunculkan ketegangan dan polarisasi di akar rumput," kata Ganjar.
Ketujuh, Kagama mengajak seluruh pihak menjadi semakin dewasa dalam berpolitik dan berdemokrasi, mengingat Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Jika ada perbedaan, maka harus diselesaikan secara damai dan konstitusional.
"Setiap langkah inkonstitusional harus dilawan karena menghancurkan fondasi berbangsa dan bernegara," ucap Ganjar.
Dalam poin terakhirnya, Kagama mengajak seluruh rakyat tetap menjaga kedamaian, kerukunan, dan tali persaudaraan sesama anak bangsa. Masyarakat diimbau tidak terpancing provokasi yang memecah belah. "Seluruh anggota Kagama di manapun berada untuk menjagi perekat persatuan dan kesatuan bangsa."
Selain Ganjar, ada dua nama lain yang menandatangani pernyataan sikap dan seruan itu, yakni Ketua Harian Pengurus Pusat Kagama Budi Karya Sumadi dan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kagama Ari Dwipayana.
Baca: Dukung Jokowi Lagi, Butet dan Djaduk Beberkan Alasannya
Di luar Kagama, tiga nama di atas juga menduduki jabatan di pemerintahan, yakni berturut-turut sebagai Gubernur Jawa Tengah, Menteri Perhubungan, dan Staf Khusus Presiden bidang politik, hukum, dan keamanan. Dalam pemilihan presiden 2019, Ganjar dan Budi juga tercatat sebagai juru kampanye pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sedangkan Ari merupakan anggota Tim Sebelas, tim bentukan Megawati Soekarnoputri yang sejak 2014 membantu kampanye Jokowi.