PSI, Berkarya, Perindo, dan Garuda, Diprediksi Tak Lolos ke DPR

image-gnews
Suasana pengumuman nama 49 calon legislatif dengan status mantan terpidana korupsi di kantor KPU, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019. Dari semua partai peserta pemilu, empat partai tidak punya stok caleg eks koruptor, yaitu PKB, Partai Nasdem, PPP dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). ANTARA/Dhemas Reviyanto
Suasana pengumuman nama 49 calon legislatif dengan status mantan terpidana korupsi di kantor KPU, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019. Dari semua partai peserta pemilu, empat partai tidak punya stok caleg eks koruptor, yaitu PKB, Partai Nasdem, PPP dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). ANTARA/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Empat partai baru peserta pemilu legislatif 2019 diprediksi tidak akan lolos ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, elektabilitas empat partai baru, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Berkarya, Perindo, dan Garuda, berada di bawah 4 persen—yang merupakan ambang batas perolehan kursi DPR (parliamentary threshold) pada pemilu ini.

Baca: Enam Partai Diprediksi Tak Lolos ke DPR, Ada PSI dan Hanura

Kondisi ini melecut partai-partai baru untuk segera memperkuat dukungan. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Berkarya, Badaruddin Andi Picunang, mengatakan partainya memiliki waktu dua pekan untuk meningkatkan elektabilitas. Caranya, Berkarya akan berfokus menggalang dukungan masyarakat yang merindukan era Soeharto. Pendiri Berkarya ini meyakini masih banyak pemilih yang mendukung pikiran dan ide trilogi pembangunan Orde Baru. “Itulah yang diharapkan jadi ujung tombak suara partai,” kata Andi, Jumat, 5 April 2019.

Berdasarkan hasil survei beberapa lembaga, elektabilitas Berkarya berada di posisi buncit dari 16 partai peserta pemilu. Hasil survei LSI Denny JA yang dirilis kemarin, misalnya, menyebutkan elektabilitas Berkarya berada pada peringkat ke-16. Di atasnya ada Garuda dan PSI. Elektabilitas kedua partai ini juga di bawah 1 persen. Hanya elektabilitas Perindo yang lebih baik, yaitu 3,9 persen.

Berkarya merupakan pecahan Golkar, lalu bergabung dengan Partai Nasional Republik. Putra bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, adalah pendiri Berkarya. Lima kakak kandung Tommy juga menjadi pengurus partai ini. Badaruddin optimistis para pendukung Soeharto dan keluarganya akan memilih Berkarya pada pemungutan suara nanti.

Baca juga: LSI Denny JA: Elektabilitas PSI Rendah karena Salah Strategi

Adapun PSI memilih cara berbeda untuk mendongkrak elektabilitas. Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, mengatakan PSI gencar membuat iklan kreatif dengan menyasar pemilih muda, perempuan, dan pemeluk lintas agama. Partai ini juga mengangkat tema kampanye berbeda, di antaranya memperjuangkan kelompok minoritas dan melawan sikap intoleransi. “DPP PSI menyelenggarakan safari toleransi di provinsi dan kabupaten kota,” kata Raja.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Lain lagi cara Garuda menaikkan elektabilitas. Ketua Umum Garuda, Ahmad Ridha Sabana, mengatakan partainya mengandalkan popularitas pengurus dan calon legislator untuk mengangkat tingkat keterpilihan partai. Pengurus Pusat Garuda juga menginstruksikan calon legislator tingkat pusat dan daerah agar berkampanye secara berbarengan. “Harapannya kerja bersama, menang bersama,” kata Ahmad.

Tiga partai lama yang juga diprediksi tak akan lolos ke Senayan karena elektabilitasnya di bawah 1 persen adalah PKPI, PBB, dan Hanura. Sekretaris Jenderal PKPI, Verry Surya Hendrawan, mengatakan partainya berusaha menggaet pemilih dari keluarga purnawirawan dan keluarga besar TNI. “Kami juga mulai menggalang dukungan dari penghayat kepercayaan yang jumlahnya sekitar 19 juta,” kata Verry.

Baca juga: 3 Perubahan di Pemilu 2019 Versi Survei LSI Denny JA

Kepala Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Firman Noor, mengatakan sisa waktu dua minggu tidak cukup bagi partai baru untuk memperlebar ceruk dukungan. Apalagi, mayoritas pemilih sudah memiliki pilihan. Menurut dia, saat ini partai baru ini membutuhkan tokoh yang layak jual untuk mengerek elektabilitas. “Ada juga partai yang terlalu percaya diri sehingga tabrak sana tabrak sini. Bukan menarik simpati tapi membuang simpati,” kata dia.

MAYA AYU PUSPITASARI | ARKHELAUS WISNU

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sosok Agus Rahardjo, Eks Ketua KPK yang Bongkar Intervensi Jokowi di Kasus Setya Novanto

22 jam lalu

Ketua KPK Agus Rahardjo menjawab pertanyaan wartawan setelah menyerahkan berkas uji materi UU KPK di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu, 20 November 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sosok Agus Rahardjo, Eks Ketua KPK yang Bongkar Intervensi Jokowi di Kasus Setya Novanto

Profil eks Ketua KPK Agus Rahardjo yang sebut adanya intervensi Jokowi di kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto.


67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wapres. Ini bunyi surat pengunduran dirinya, 67 tahun lalu, sebagai bukti pecah kongsi dengan Sukarno.


Politikus PAN Prihatin Kebocoran Data 204 Juta DPT KPU Terjadi

1 hari lalu

Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus
Politikus PAN Prihatin Kebocoran Data 204 Juta DPT KPU Terjadi

Anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus merasa prihatin atas terjadinya dugaan kebocoran data 204 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU.


Kampanye Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Kunjungi Kupang Hari Ini

1 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan pesan saat mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam acara dialog pers, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 30 November 2023. Pada dialognya Ganjar ingin mengedukasi masyarakat untuk memilah berita dari media yang sumbernya dapat dipercaya serta tidak mudah percaya pada berita dari media sosial karena tidak memiliki aturan yang jelas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kampanye Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Kunjungi Kupang Hari Ini

Ganjar Pranowo melakukan kampanye Pilpres 2024 hari keempat dengan mengunjungi Kupang, Nusa Tenggara Timur.


Bawaslu Nilai Langgar Aturan, Koalisi Masyarakat Sipil Minta KPU Koreksi DCT 30 Persen Keterwakilan Perempuan

1 hari lalu

(dari kanan) Peneliti Netgrid, Hadar Nafis Gumay, Direktur Perludem Titi Agriani, Charles Simabura Pusako Unand, Bivitfri saat diskusi soal Caleg mantan napi Koruptor di kantor ICW, Jakarta Selatan, Ahad, 9 September 2018. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ
Bawaslu Nilai Langgar Aturan, Koalisi Masyarakat Sipil Minta KPU Koreksi DCT 30 Persen Keterwakilan Perempuan

Koalisi Masyarakat Peduli Keterwakilan Perempuan meminta KPU mengoreksi Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 2024.


Megawati Sebut Pemerintah Kini Mirip Orde Baru, Ini Tanggapan Sejumlah Pihak

2 hari lalu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memberikan sambutan di Rakornas Organ Relawan Ganjar-Mahfud di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin, 27 November 2023. Foto: TPN Ganjar-Mahfud
Megawati Sebut Pemerintah Kini Mirip Orde Baru, Ini Tanggapan Sejumlah Pihak

Sejumlah pihak menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan saat ini mirip rezim Orde Baru.


Megawati Sebut Pemerintah Kini Mirip Orde Baru, Apa Tanggapan Kaesang?

2 hari lalu

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat menggelar Kick of Pemenangan Pemilu 2024 di DPP PSI Pusat, Jakarta, Jumat, 24 November 2023. Jelang masa kampanye Kaesang memberi arahan kepada caleg PSI menggunakan cara dor to dor hingga pemasangan baliho, dia juga menargetkan partainya lolos parliamentary threshold sebesar 4 persen suara nasional untuk bisa masuk DPR RI. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Megawati Sebut Pemerintah Kini Mirip Orde Baru, Apa Tanggapan Kaesang?

Kaesang mengaku tak tahu menahu soal definisi Orde Baru. Sebab, dirinya tidak mengalami masa-masa pemerintah Orde Baru.


Senyum Riang Gembira Jokowi Hadapi Pemilu 2024

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Penyerahan secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2024.  Presiden Joko Widodo menyiapkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024. Dana tersebut akan ditujukan untuk beberapa hal yang menjadi fokus. Dana tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.467,5 triliun dan transfer ke daerah Rp857,6 triliun. Pemerintah juga akan menuntaskan proyek infrastruktur prioritas, percepatan transformasi ekonomi hijau dan dukung reformasi birokrasi serta aparatur sipil negara (ASN). TEMPO/Subekti.
Senyum Riang Gembira Jokowi Hadapi Pemilu 2024

Presiden Jokowi meminta Pemilu 2024 dihadapi dengan penuh senyum dan kegembiraan


APBN 2024 Ditetapkan Sebesar Rp 3.325,1 Triliun, Untuk Apa Saja?

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jumat, 28 Juli 2023. TEMPO/Riri Rahayu
APBN 2024 Ditetapkan Sebesar Rp 3.325,1 Triliun, Untuk Apa Saja?

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk menyiapkan APBN 2024 sebesar Rp 3.325,1 triliun, untuk apa saja?


Gibran dan Almas Tsaqibbirru Digugat Rp 204 Triliun terkait Putusan MK, Sidang Perdana Digelar Besok

3 hari lalu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka masuk kantor di Balai Kota Solo meski hari ini merupakan kampanye perdana Pemilu 2024, Selasa 28 November 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran dan Almas Tsaqibbirru Digugat Rp 204 Triliun terkait Putusan MK, Sidang Perdana Digelar Besok

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersiap menghadapi gugatan senilai Rp 204 triliun yang dilayangkan oleh alumnus UNS Solo, Ariyono Lestari.