TEMPO.CO, Jakarta - Empat partai baru peserta pemilu legislatif 2019 diprediksi tidak akan lolos ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, elektabilitas empat partai baru, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Berkarya, Perindo, dan Garuda, berada di bawah 4 persen—yang merupakan ambang batas perolehan kursi DPR (parliamentary threshold) pada pemilu ini.
Baca: Enam Partai Diprediksi Tak Lolos ke DPR, Ada PSI dan Hanura
Kondisi ini melecut partai-partai baru untuk segera memperkuat dukungan. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Berkarya, Badaruddin Andi Picunang, mengatakan partainya memiliki waktu dua pekan untuk meningkatkan elektabilitas. Caranya, Berkarya akan berfokus menggalang dukungan masyarakat yang merindukan era Soeharto. Pendiri Berkarya ini meyakini masih banyak pemilih yang mendukung pikiran dan ide trilogi pembangunan Orde Baru. “Itulah yang diharapkan jadi ujung tombak suara partai,” kata Andi, Jumat, 5 April 2019.
Berdasarkan hasil survei beberapa lembaga, elektabilitas Berkarya berada di posisi buncit dari 16 partai peserta pemilu. Hasil survei LSI Denny JA yang dirilis kemarin, misalnya, menyebutkan elektabilitas Berkarya berada pada peringkat ke-16. Di atasnya ada Garuda dan PSI. Elektabilitas kedua partai ini juga di bawah 1 persen. Hanya elektabilitas Perindo yang lebih baik, yaitu 3,9 persen.
Berkarya merupakan pecahan Golkar, lalu bergabung dengan Partai Nasional Republik. Putra bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, adalah pendiri Berkarya. Lima kakak kandung Tommy juga menjadi pengurus partai ini. Badaruddin optimistis para pendukung Soeharto dan keluarganya akan memilih Berkarya pada pemungutan suara nanti.
Baca juga: LSI Denny JA: Elektabilitas PSI Rendah karena Salah Strategi
Adapun PSI memilih cara berbeda untuk mendongkrak elektabilitas. Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, mengatakan PSI gencar membuat iklan kreatif dengan menyasar pemilih muda, perempuan, dan pemeluk lintas agama. Partai ini juga mengangkat tema kampanye berbeda, di antaranya memperjuangkan kelompok minoritas dan melawan sikap intoleransi. “DPP PSI menyelenggarakan safari toleransi di provinsi dan kabupaten kota,” kata Raja.
Lain lagi cara Garuda menaikkan elektabilitas. Ketua Umum Garuda, Ahmad Ridha Sabana, mengatakan partainya mengandalkan popularitas pengurus dan calon legislator untuk mengangkat tingkat keterpilihan partai. Pengurus Pusat Garuda juga menginstruksikan calon legislator tingkat pusat dan daerah agar berkampanye secara berbarengan. “Harapannya kerja bersama, menang bersama,” kata Ahmad.
Tiga partai lama yang juga diprediksi tak akan lolos ke Senayan karena elektabilitasnya di bawah 1 persen adalah PKPI, PBB, dan Hanura. Sekretaris Jenderal PKPI, Verry Surya Hendrawan, mengatakan partainya berusaha menggaet pemilih dari keluarga purnawirawan dan keluarga besar TNI. “Kami juga mulai menggalang dukungan dari penghayat kepercayaan yang jumlahnya sekitar 19 juta,” kata Verry.
Baca juga: 3 Perubahan di Pemilu 2019 Versi Survei LSI Denny JA
Kepala Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Firman Noor, mengatakan sisa waktu dua minggu tidak cukup bagi partai baru untuk memperlebar ceruk dukungan. Apalagi, mayoritas pemilih sudah memiliki pilihan. Menurut dia, saat ini partai baru ini membutuhkan tokoh yang layak jual untuk mengerek elektabilitas. “Ada juga partai yang terlalu percaya diri sehingga tabrak sana tabrak sini. Bukan menarik simpati tapi membuang simpati,” kata dia.
MAYA AYU PUSPITASARI | ARKHELAUS WISNU