TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan mengintensifkan patroli pengawasan politik uang di masa tenang pemilu 2019. Prioritas pencegahan dilakukan terhadap pemilih perempuan.
Baca: Cegah Maraknya Politik Uang, Bawaslu Efektifkan Tim Patroli
"Perempuan ini harus kami gerakkan untuk kemudian aktif melakukan kegiatan tolak politik uang," ujar ujar anggota Bawslu Ratna Dewi Pettalolo saat dihubungi Tempo, Sabtu, 30 Maret 2019.
Dari informasi yang didapatkan Bawaslu, perempuan menjadi kelompok pemilih yang paling banyak menjadi sasaran dari politik uang. Apalagi, kata dia, persentase pemilih perempuan adalah lebih dari 50 persen dari daftar pemilih tetap. Langkah ini diharapkan bisa efektif meminimalisir politik uang.
Patroli pencegahan politik uang akan diintensifkan di masa tenang pemilu. "Kami lihat hasilnya cukup efektif menghambat beredarnya uang di minggu tenang," kata Ratna.
Menurut dia, langkah Bawaslu itu sesuai perintah undang-undang, yakni mencegah politik uang. Strategi yang dilakukan adalah dengan memantau aktivitas peserta pemilu yang bisa jadi dilakukan dari pintu ke pintu (door-to-door) di hari-hari menjelang pemungutan suara.
Terkait politik uang, Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman mengingatkan para peserta pemilu baik calon anggota legislatif (caleg) dan calon presiden (capres) untuk tidak melakukan serangan fajar. Himbauan ini dikeluarkan setelah politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso terkena operasi tangkap tangan Komisi Pemberntasan Korupsi.
Baca: Prabowo Ajak Pendukung Lebaran di TPS, Bawaslu: Tak Boleh Ribut
"(Peserta Pemilu) Dilarang melakukan money politics. Itu ranahnya sudah pidana," ujar Arif di Kantor KPU, Jakarta, Jumat, 29 Maret 2019.
