TEMPO.CO, Jakarta-Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP ) Arsul Sani mengaku tak khawatir dengan hasil sigi Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebutkan bahwa partai berlambang Ka'bah itu berpotensi tidak lolos ambang batas parelemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen. Arsul yakin survei LSI itu hanya temuan awal saja.
Arsul berujar sejak pemilu 2004, PPP kerap diprediksi tidak lolos PT. Namun kenyataanya PPP tetap dapat melewati ambang batas hingga saat ini. Karena itu ia mengatakan hasil survei tidak bisa digunakan menjadi patokan.
Baca: Romy PPP Merasa Naik Pangkat Disebut Makelar Doa
"Setidaknya sejak pemilu 2004, hasil riil (PT) 2,5 hingga 3 kali dari persentase hasil survei," kata Arsul kepada Tempo, Senin, 4 Maret 2019.
Menurut Arsul keraguan pengamat terhadap PPP memang sudah terjadi sejak lama. Bahkan ketika Pemilu 1999, PPP diprediksikan akan bubar. Pasalnya saat itu, beberapa partai Islam bermunculan, seperti Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, hingga Partai Bulan Bintang. "Jadi kami tak terlalu khawatir kalo soal lewat PT," kata Arsul.
Baca Juga:
Untuk meraup suara, Arsul mengatakan PPP tak banyak mengubah gaya kampanyenya. Walaupun hasil survei LSI Denny JA menyebut penggunaan agama sebagai modal utama kampanye sudah tak lagi efektif, namun PPP tetap akan berpatokan pada agama Islam yang menjadi dasar mereka.
Meski demikian, kata Arsul, PPP tak akan membawa isu-isu yang membangun emosionalitas umat Islam. Isu-isu terkait Islam akan dikolaborasikan dengan isu-isu ekonomi kerakyatan dan pendidikan. "Jadi PPP tidak meninggalkan isu-isu Islam dan kepentingan ummat Islam, tetapi mengkaitkannya dengan sektor pendidikan dan ekenomi," kata Arsul.
Simak: Romy PPP Bantah Maimun Zubair Setengah Hati Dukung Jokowi