TEMPO.CO, Makassar - Relawan Demokrasi (Relasi) KPU Kota Makassar menyosialisasikan jadwal pemilu, tata cara memilih, dan jumlah surat suara Pemilu 2019 di pasar tradisional Baru Daya, Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Harapan kami semua masyarakat yang punya hak pilih, seperti pedagang bisa terlibat aktif menggunakan hak pilihnya dan menyempatkan waktu mencoblos pada tanggal 17 April 2019," kata anggota relasi basis marginal Muhammad Al-Mu'min di pasar setempat, Minggu, 17/02.
Menurut mahasiswa Unhas ini, sosialisasi Pemilu ditujukan kepada para pedagang pasar maupun pembeli. Substansi dari sosialisasi tersebut, kata dia, untuk menyadarkan masyarakat bahwa satu suara dapat menentukan pemimpin layak di masa mendatang.
Selain itu, timnya membagikan brosur yang menggambarkan jadwal Pemilu 2019, jumlah partai peserta yang ikut dalam pemilu, serta jumlah surat suara yang akan dicoblos nanti di tempat pemungutan suara (TPS). Dalam sosialisasi itu pedagang dan pembeli banyak mempertanyakan jumlah surat suara dan warna surat suara pada Pemilu 2019. “Termasuk bagaimana memilih dengan baik dan benar agar surat suara sah,” kata Mu’min.
Mu’min menegaskan bahwa calon pemilih akan mencoblos lima surat suara, yakni warna abu-abu untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, merah untuk DPD RI, kuning untuk DPR RI, biru untuk DPRD provinsi, dan hijau untuk DPRD kabupaten/kota. Kegiatan semacam ini, kata dia, akan terus dilaksanakan oleh basisnya di beberapa titik pasar tradisional dan tempat-tempat kumpulnya masyarakat.
Tidak hanya di pasar tadisional, tim Relasi KPU Kota Makassar basis disabilitas bersama Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia juga menyosialiasikan pemilu di Taman Pakui, Jalan Andi Pangeran Pettarani. Di tempat lain, seperti di aula kantor Kecamatan Manggala, juga dilaksanakan sosialisasi bagi majelis taklim se-Kecamatan Manggala.
Sebelumnya, relasi ini direkrut untuk membantu KPUD dengan basis dari sebaran kelompok masyarakat sipil yang peduli pada demokrasi dan pemilu. Relasi akan disebar pada 11 basis, yakni basis keluarga, basis perempuan, basis pemilih pemula (first time votes), dan basis pemilih muda (millenial votes).
Selanjutnya, basis penyandang disabilitas, basis berkebutuhan khusus, basis marginal, basis komunitas, basis keagamaan, basis warga internet (netizen), dan basis relawan demokrasi.