TEMPO.CO, Jakarta - Sigi teranyar lembaga survei Charta Politika menunjukkan Partai Gerindra memenangkan pemilihan legislatif di dua daerah pemilihan DKI Jakarta berdasarkan simulasi surat suara. Dua dapil itu ialah dapil 1 yang meliputi Jakarta Timur dan dapil 2 yang meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri.
Baca juga: Gerindra DKI Diingatkan Bisa Picu Public Distrust Bagi Prabowo
"Simulasi kertas suara ini jauh lebih riil dibanding sebutkan nama, karena kami sodorkan surat suara," kata Direktur Riset Charta Politika Muslimin di kawasan Jakarta Selatan, Senin, 11 Februari 2019.
Di dapil DKI 1, Partai Gerindra tercatat mendapat perolehan suara sebesar 12,8 persen dan dua kursi. Sedangkan di dapil DKI 2, partai berlambang burung garuda ini meraup 26,6 persen suara dengan perolehan tiga kursi.
Perolehan kursi Gerindra di dua dapil ini meningkat dari pemilihan legislatif 2014. Saat itu, partai bentukan Prabowo Subianto ini hanya memperoleh masing-masing satu kursi di DKI 1 dan DKI 2.
Pesaingnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berturut-turut mendapatkan 12,5 persen (satu kursi) dan 22,3 persen (dua kursi) di kedua dapil itu. Partai banteng hanya unggul di dapil DKI 3 dengan 27 persen suara dan tiga kursi. Dapil DKI 3 ini meliputi wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
"Di dapil DKI 3 Gerindra mendapat dua kursi dan 20,1 persen suara. Bertambah satu kursi dari 2014," kata Muslimin.
Hasil simulasi kertas suara ini berbeda jika menggunakan simulasi tertutup elektabilitas partai politik. Jika responden ditanya partai politik yang akan dipilih seumpama pemilihan legislatif dilakukan pada saat itu juga, mayoritas responden di dapil DKI 1 dan DKI 3 memilih PDIP.
PDIP unggul di dapil DKI 1 dengan 17,6 persen suara, disusul Gerindra 14 persen. Di dapil DKI 2, Gerindra unggul dengan 27 persen dan PDIP 24,6 persen suara. Sedangkan, di dapil DKI 3, PDIP menang dengan 29,4 persen dan Gerindra mendapat 21,1 persen suara.
Muslimin menambahkan kendati begitu hasil akhir masih sangat mungkin berubah. Sebab, tingkat kemantapan pemilih masih berada di kisaran 40 persen, yakni 37,7 persen di DKI 1, 41,4 persen di dapil DKI 2, dan 39,2 persen di dapil DKI 3. Sekitar 30-an persen responden di ketiga dapil itu mengaku belum mantap dan masih ada 25-30 persen yang belum memutuskan atau tidak menjawab.
"Masih ada kemungkinan perubahan karena pemilih pileg belum begitu mantap," ujar Muslimin.
Baca juga: Ma'ruf Amin Harap Ahok Gabung PDIP Tambah Kekuatan
Survei ini melibatkan 800 responden di setiap daerah pemilihan. Namun, daftar pemilih luar negeri yang termasuk dalam dapil DKI 2 tidak disertakan dalam survei ini. Muslimin mengatakan metode yang digunakan ialah wawancara tatap muka dengan margin of error plus minus 3,4 persen.