TEMPO.CO, Bojonegoro- Penyanyi dangdut Rhoma Irama menjadi pembicara di acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, di Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu 30 Januari 2019. Si Raja Dangdut menyempatkan bernyanyi lagu ciptaannya, Menunggu, dan disambut tepuk tangan meriah.
Meski bernyanyi tanpa alat musik, suara khas Rhoma Irama masih terdengar merdu. Setelah Menunggu, pentolan Grup Soneta ini menyanyikan beberapa bait lagu ciptaannya yang tenar di era 1990-an. “Masih ingatkan lagi ini,” ujarnya.
Baca: Gandeng Rhoma Irama, Zulkifli Hasan Kampanye PAN Keliling Jatim
Rhoma Irama mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab menjelang pemilu umat dan bangsa berpotensi terpecah belah. Menurut Rhoma beda pilihan bukanlah permusuhan. Juga beda arah bukan harus beda negara. “Karena perbedaan itu adalah sunatullah,” ucapnya.
Oleh sebab itu, kata Rhoma, masyarakat harus berpatokan pada sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia. Rhoma melihat pelaksanaan sila ketiga itu belum implementatif karena belum pernah terwujudkan secara konkrit. "Kenapa, karena secara obyektif, harus diakui bahwa umat Islam yang menjadi mayoritas belum bisa bersatu," kata dia.
Sehingga, kata dia, sekarang ini masih muncul perilaku-perilaku yang mengedepankan ego sektoral. Fanatisme ormas lebih tinggi terhadap Islam itu sendiri. “Maka kita harus bersatu padu,” ujar dia.
Simak: Tampil Sepanggung, Via Vallen Hadiahi Rhoma Irama Gitar
Adapun Zulkifli Hasan mengatakan bahwa beda pilihan adalah diperbolehkan. Namun yang dilarang adalah berantem atau bermusuhan. “Yang mau kesana silakan yang mau kesini silakan,” ujarnya.
Zulkifli mengingatkan ke masyarakat untuk tidak mengkafir-kafirkan orang lain. Boleh saja berdebat tapi, ucap dia, tidak boleh menyenggol, menghina dan memfitnah. “Ada ancaman pidana atau UU ITE,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional ini yang bersafari ke Jawa Timur dengan menggandeng Rhoma Irama.
SUJATMIKO