TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menilai demokrasi di Indonesia saat ini cukup baik. Ia gembira karena masyarakat tak terlalu ekstrim dalam menyikapi perbedaan pilihan politik seperti di negara tetangga.
Baca: JK Beri Pesan Khusus pada Jokowi - Ma'ruf Sebelum Debat Capres
"Kalau di negara-negara demokrasi di Asia lainnya, di samping menghitung suara, kadang-kadang juga menghitung berapa orang yang meninggal akibat pemilu," kata JK saat memberi kuliah umum di Mandarin Hotel, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.
Saat ini panggung politik di Indonesia sedang memasuki masa pemilu. Pemilihan presiden dan wakil presiden akan diselenggarakan bersamaan dengan pemilihan legislatif pada 17 April 2019 secara serentak.
JK mengatakan, demokrasi di negara lain dibumbui pertumpahan darah. Dia menyebut puluhan orang Filipina meninggal akibat baku tembak saat pemilu. Kondisi yang sama juga terjadi di Pakistan dan Afghanistan.
Baca: Alasan Wapres JK Pilih Nonton Debat Capres di Rumah
"Kita bersyukur ribut-ribut di atas, di dunia maya, tapi secara fisik kita tidak perlu benturan," ujarnya. Pria yang sudah mengikuti tiga kali debat pilpres itu mengatakan peserta dan penonton debat biasanya kembali tertawa bersama usai acara.
JK optimistis penyelenggaran pemilu akan berjalan lancar. Di Indonesia, kata dia, tak pernah ada sejarah kerusuhan atau kandidat pemilu yang terbunuh.