TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kader-kader partainya tengah menghadapi tiga tantangan dalam pemilihan umum (Pemilu) 2019. Menurut SBY, tantangan bagi calon legislatif saat ini jauh lebih berat ketimbang pemilu sebelumnya pada 2014.
Baca: Alasan Andi Arief Unggah Video SBY Bermain Gitar di Twitter
"Pertama, Pemilu 2019 dilaksanakan serentak. Pilpres dilakukan bersamaan dengan pileg," ujar SBY dalam pembekalan calon legislatif DPR RI Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Sabtu, 10 November 2018.
Momentum barengnya pilpres dan pileg ini akan menguntungkan partai-partai yang memiliki calon presiden. SBY menyebut dua nama partai penaung capres, yakni Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), akan meraup keuntungan itu. Gerindra memiliki capres Prabowo Subianto dan PDIP memiliki Joko Widodo.
Elektabilitas dua partai ini, kata dia, akan meroket. Hal itu tercermin dari survei-survei yang dirilis sejumlah lembaga. Terakhir, misalnya, Indopolling. Indopolling mengatakan PDIP dan Gerindra paling unggul di Jawa Barat. Survei lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI), mengatakan PDIP berpotensi menang di 10 daerah dengan suara terbanyak, diikuti Gerindra.
SBY membenarkan hasil survei yang diluncurkan baru-baru ini. Menurut mantan Presiden RI itu, temuan lembaga-lembaga sigi ini nyata dan sesuai dengan realitas. Lantas, SBY pun mengakui bahwa suara untuk partai-partai politik yang tidak memiliki capres, seperti Demokrat, akan anjlok.