Caleg yang datang lebih banyak untuk jenjang DPR RI dan DPRD Propinsi. Untuk DPRD kota dan kabupaten mereka memiliki cara sendiri untuk memenangkan pemilihan tanpa mendatangi petilasan.
Seperti peziarah lain, caleg yang datang juga harus membersihkan diri di air sendang sebelum berdoa. Tak sekedar menggelontor kotoran yang melekat di tubuh, pembersihan ini untuk mensucikan pikiran sebelum berdoa kepada Tuhan. Suratin menegaskan jika seluruh aktivitas doa atau semedi yang dilakukan peziarah tetap ditujukan kepada Tuhan. “Biar tidak keliru menyembah petilasan, itu syirik,” kata dia.
Suratin menyebut banyak politikus yang datang sehingga ia tak bisa mengingat mereka satu per satu. Namun dia memastikan seluruh pejabat struktur yang bertugas di Kediri telah mendatangi tempat itu. Mulai dari kepala daerah, kapolres hingga komandan Kodim akan menyempatkan bertandang ke Sendang Tirta Kamandanu dan petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo.
Baca: Cak Imin Berupaya Carikan Pekerjaan Caleg PKB yang Tak Terpilih
Berkembang cerita bahwa tak ada satupun pemimpin negara yang berani masuk wilayah Kediri saat menjabat. Satu-satunya presiden yang pernah mendatangi petilasan itu hanya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. “Mungkin sebagai tokoh agama beliau ingin meruntuhkan keyakinan itu. Tetapi fakta sejarah beliau diturunkan di tengah pemerintahan,” kata Suratin.
Entah benar atau tidak, kawasan kota dan kabupaten Kediri memang tak pernah disinggahi presiden hingga sekarang. Para kepala negara lebih memilih singgah di kota-kota sekitar. Kalaupun masuk wilayah Kediri, itu dilakukan saat masa kampanye.
Aura pemimpin Kerajaan Kadiri ini yang menggaet para caleg untuk datang. Mereka ingin mencecap trah sebagai raja atau pemimpin yang melekat pada sosok Sri Aji Joyoboyo.