TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Dahnil Anzar menyarankan debat capres diadakan di lingkungan kampus. "Cukup mahasiswa dan akademisi,” kata Dahnil kepada wartawan, hari ini, Ahad, 21 Oktober 2018.
Menurut dia cara ini lebih efisien ketimbang diadakan di hotel, agar akademisi dan mahasiswa dapat langsung menilai gagasan dari masing-masing pasangan calon. Alasannya agar civitas akademika dapat menonton secara langsung dan mendengarkan ide dari kedua pasangan calon.
Baca: Diperiksa Polisi Nanti, Apa Info Dahnil Anzar ...
Ia menjelaskan, misalnya 100 mahasiswa dan akademisi terpilih. Juru kampanye atau awak tim sukses bisa datang masing-masing cukup lima atau sepuluh orang dan tak perlu berkampanye dengan berteriak-teriak. “Saya pikir itu cara yang paling baik dan beradab. Itu usulan kami."
Forum ini, dalam bayangan Dahnil, bisa jadi tempat kedua kandidat bisa saling bertukar pikiran dengan para akademisi. Dahnil mengatakan dengan mahasiswa dan dosen yang langsung menilai gagasan para calon dan dapat mengurangi daya untuk mengundang panelis.
Baca:Kata Dahnil Anzar soal Kekurangan Prabowo ...
Dengan catatan, mahasiswa dan dosen yang hadir bersikap netral, bukan simpatisan.
Berdebat di kampus, kata Dahnil Azhar, dapat memangkas hal-hal yang menurutnya tidak efisien. Seperti mengundang para pendukung yang bisa jadi membuat situasi tidak kondusif. Menurut pengalamannya pendukung dalam acara debat kerap susah ditertibkan dan berisik karena sering berteriak. "Kami mengusulkan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) bahwa debat idealnya digelar di kampus saja."