TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar menargetkan bisa meraih 110 persen kursi parlemen atau setara dengan 18 persen suara nasional dalam pemilihan umum 2019. Survei teranyar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, elektabilitas Golkar saat ini berada di angka 10,2 persen.
Baca: Golkar Pastikan Tak Ada Poros Ketiga di Pilpres 2019
"Target Golkar menang di pemilu legislatif 2019, 110 persen kursi parlemen atau 18 persen suara nasional," ujar Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto saat ditemui dalam acara workshop nasional anggota FPG DPRD se-Indonesia di Hotel Redtop, Jakarta pada Jumat, 20 Juli 2018.
Menurut Airlangga, angka tersebut adalah target optimistis. Terlebih, melihat hasil pemilihan kepala daerah serentak yang menunjukkan Golkar menang di 9 provinsi dan 80 kabupaten/kota.
Namun, menurut Airlangga, pemilu serentak 2019 bukanlah hal yang mudah bagi Golkar. Sebab, masyarakat akan dihadapi dengan lima pilihan yakni memilih presiden, anggota dewan nasional, anggota dewan di tingkat provinsi, anggota dewan di tingkat kabupaten/kota dan juga anggota dewan perwakilan daerah.
"Kalau ada 16 partai yang ikut pemilu, maka variabel pilihan masyarakat ada 400. Disinilah marketing dan strategi politik menjadi penting," ujar Airlangga.
Airlangga juga menyarankan, agar Komisi II DPR RI membahas soal surat suara yang tidak mencantumkan foto calon. "Ini yang harus dibahas di Komisi II dengan lembaga terkait, bagaimana supaya sosialisasinya efektif kepada masyarakat," ujar dia.
Baca: Jadi Komisaris, Ali Mochtar Ngabalin Mundur dari DPP Golkar
Menurut Menteri Perindustrian itu, sampai saat ini partainya sudah menyiapkan strategi pemenangan presiden dengan partai-partai koalisi ditingkat nasional. Golkar telah menyatakan untuk mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019.
Namun, ujar dia, untuk pemenangan di pemilu legislatif, semua partai perlu memiliki strategi yang berbeda. "Oleh karena itu, jaringan yang dimiliki Golkar harus dimanfaatkan maksimal," ujar dia.