Demonstran Myanmar Gunakan Senjata Angin Buatan untuk Lawan Militer

Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Sejak kudeta 1 Februari lalu, pengunjuk rasa terus turun ke jalan setiap harinya untuk menyuarakan penentangan terhadap penerapan kembali kekuasaan junta militer Myanmar.  REUTERS/Stringer
Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Sejak kudeta 1 Februari lalu, pengunjuk rasa terus turun ke jalan setiap harinya untuk menyuarakan penentangan terhadap penerapan kembali kekuasaan junta militer Myanmar. REUTERS/Stringer

4 April 2021 00:00 WIB

Seorang pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Kudeta militer ditentang rakyat Myanmar yang telah melakukan demonstrasi dan mogok massal sejak kudeta 1 Februari lalu. REUTERS/Stringer
Seorang pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Kudeta militer ditentang rakyat Myanmar yang telah melakukan demonstrasi dan mogok massal sejak kudeta 1 Februari lalu. REUTERS/Stringer

4 April 2021 00:00 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Ratusan pengunjuk rasa tewas saat protes penolakan kudeta militer. REUTERS/Stringer
Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Ratusan pengunjuk rasa tewas saat protes penolakan kudeta militer. REUTERS/Stringer

4 April 2021 00:00 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. REUTERS/Stringer
Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. REUTERS/Stringer

4 April 2021 00:00 WIB

Mahasiswa, guru, dan insinyur dari Universitas Teknologi Dawei menggelar protes terhadap kudeta militer, di Dawei, Myanmar 3 April 2021. Dawei Watch/via REUTERS
Mahasiswa, guru, dan insinyur dari Universitas Teknologi Dawei menggelar protes terhadap kudeta militer, di Dawei, Myanmar 3 April 2021. Dawei Watch/via REUTERS

4 April 2021 00:00 WIB