Jusuf Wanandi Tantang Dua Konglomerat Ini Nyapres

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 13 Februari 2014 05:14 WIB

Sofjan Wanandi. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO , Jakarta: Pendiri Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi, menantang dua konglomerat untuk tampil menjadi calon presiden. Konglomerat itu adalah Dr Tahir dan Chairul Tanjung. "Dua konglomerat ini perlu didorong terlibat membangun bangsa. Kami mau bilang sama luar negeri bahwa Indonesia bukan hanya punya Jokowi (Gubernur DKI Joko Widodo), tapi kedua orang itu dan tokoh lain yang memang perlu diketahui oleh Indonesia dan asing," kata Jusuf saat acara diskusi Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2014.

Menurut dia, pengusaha sangat perlu terjun ke dunia politik dan melakukan sesuatu kepada publik untuk maju menjadi pemimpin nasional. "Mereka sudah banyak uang dan kaya. Kami tawarkan, di bidang publik apa kamu tidak tertarik untuk membesarkan bangsa ini? Ini tantangan bagi mereka," kata Jusuf yang juga penggagas KBPI.

Mengenai anggapan adanya pengusaha yang tidak baik, mantan Gubernur East West Centre Honolulu Hawaii tersebut mengatakan, di sini pihaknya mencari pengusaha yang tertarik untuk memperjuangkan kepentingan publik. (Baca: Jokowi Paling Dijagokan)

"Pengusaha biasanya gelap gulita, tapi ada juga yang baik-baik. Perjuangan untuk publik adalah mulia dan tidak untuk cari duit. Mereka punya kemampuan besar untuk membuat putusan atas usaha-usaha mereka yang bisa berhasil. Itu hasil dari kebijakan yang mereka lakukan," jelas mantan anggota MPR periode 1972-1977 ini.

<!--more-->

Sedangkan pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menuturkan kriteria pengusaha yang pantas dimajukan dalam pemilihan calon presiden dan wakil presiden adalah pengusaha yang mempunyai kemampuan leadership atau kepemimpinan, bukan pengusaha hitam. "Kami hanya undang pengusaha putih. Kami tidak beri toleransi dengan pengusaha hitam. Kami tidak mau terlalu yakin, tetapi kata orang bijak lebih baik Anda mencoba daripada tidak," imbuhnya menanggapi peluang konglomerat jadi calon presiden.

Sejumlah tokoh yang menyatakan diri sebagai calon presiden sudah banyak. Di antara mereka ada yang berlatarbelakang pengusaha. Seperti Aburizal Bakrie, Hary Tanoesoedibjo, dan Dahlan Iskan. Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) sendiri mengoleksi sebanyak 19 tokoh dari penggerak sosial, pemimpin bisnis, birokrat hingga intelektual untuk menjadi calon pemimpin nasional.

"Kami menantang putra-putri terbaik Indonesia untuk maju dalam ajang seleksi kepemimpinan nasional. Tantangan ini kami buka ke publik karena sebagian besar di antara nama tersebut tidak tertarik, atau bahkan tidak memikirkan ikut dalam kompetensi kepemimpinan nasional," kata Hamdi yang juga penggagas KBPI.

<!--more-->

Menurut dia, ke-19 tokoh yang masuk dalam radar KBPI itu dianggap telah memenuhi standar kompetensi, kapabilitas, dan integritas untuk bersedia maju dalam ajang seleksi kepemimpinan nasional. "Kami telah menyaring nama beberapa tokoh nasional dengan kriteria integritas yang baik (tidak terlibat dalam kasus hukum khususnya korupsi, kolusi dan nepotisme); tidak pernah melakukan perbuatan tercela; mampu menginspirasi orang banyak, dan; mempunyai prestasi atau rekam jejak yang mengesankan," paparnya.

Mereka adalah Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), Suyoto (Bupati Bojonegoro), dan Rustriningsih (mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah). Dari latar belakang pebisnis Dr Tahir (Founder Mayapada), Agung Prasetyo (CEO Kompas Gramedia), Chairul Tanjung (CEO Trans Corp), Beti Alisyahbana (ex-CEO IBM Asia Pasifik), Emirsyah Satar (CEO Garuda), Ignatius Jonan (CEO KAI), Sudhamex (CEO Garuda Food), dan Sri Mulyani (Direksi Word Bank).

Nama Aburizal, Hary Tanoe, dan Dahlan tidak masuk dalam radar KBPI. Adapun kelompok pegiat sosial KBPI mencatat Jusuf Kalla (mantan wapres/ketua PMI), Tri Mumpuni (wairausaha sosial), Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum PP Muslimat NU), serta dari intelektual seperti Imam Prasodjo, Faisal Basri, dan Onno Purbo (Akademisi).

ELIK S | ANTARA

Terpopuler:

Jokowi Datang, Pemakaman Bubar
Usai 'Layani' John Weku, Feby Kontak Anggita Sari
Hary Tanoe: Masa Jaya Jokowi Sudah Lewat
Bus Berkarat, Jokowi Copot Kepala Perhubungan

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya