TEMPO.CO, Surabaya - Kasus hilangnya 30 kotak suara di Kabupaten Pamekasan memantik reaksi dari kedua kubu pasangan calon presiden. Koordinator Tim Advokasi Prabowo-Hatta Jawa Timur M. Sholeh menduga ada kesengajaan yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menghilangkan kotak-kotak suara tersebut. “Kotak sebesar itu kenapa bisa hilang? Ini kan menimbulkan kecurigaan kami,” kata Sholeh saat dihubungi, Rabu, 20 Agustus 2014.
Ia mencurigai KPU bekerja tidak profesional. Sholeh menduga ada upaya penghapusan data dalam pembukaan kotak tersebut. Sebagai anggota tim advokasi Prabowo-Hatta, Sholeh mengaku belum melakukan pemantauan langsung di Kabupaten Pamekasan. “Ini saya baru tahunya di media,” katanya. (Baca: 30 Kotak Suara Pilpres di Pamekasan Hilang )
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Gerindra Jawa Timur Tjujuk Sunaryo menduga raibnya kotak tersebut adalah sebuah kesengajaan. Ia menyerahkan tindak lanjut kasus itu kepada pihak berwajib. “Semua yang seperti itu pasti sengaja. Mana mungkin bisa hilang sendiri? Saat ini kami masih mengikuti permasalahan yang saat ini sedang berlangsung,” ujarnya.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Timur Sirmadji Tjondro Pragolo mengaku baru mengetahui informasi ihwal hilangnya kotak suara di Kabupaten Pamekasan tersebut. Ia membantah tim Jokowi-Jusuf Kalla sengaja memobilisasi orang untuk menghilangkan kotak suara. “Tidak ada itu orang kami terlibat. Kami serahkan saja kepada para penegak hukum pidana,” ujarnya.
Anggota Tim Advokasi Jokowi-JK Jawa Timur, Mahendra, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan tim pemenangan Jokowi-JK di Pamekasan. Namun Tim Advokasi Jokowi-JK belum mengecek langsung ke lapangan. “Masih menunggu tindakan yang dilakukan oleh KPU Jawa Timur dan Bawaslu soal itu, tapi memang nanti ada rencana menurunkan tim ke sana,” katanya.
Mahendra tetap berkoordinasi dengan timnya di Pamekasan dan tetap memberi mereka arahan untuk terus memantau peristiwa tersebut. “Kalau sudah ada tindakan dari Bawaslu dan KPU, kami akan menindaklanjuti,” ujarnya.
Sebelumnya, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Pamekasan meminta Komisi Pemilihan Umum Pamekasan menjelaskan perihal raibnya 30 kotak suara pemilu presiden. Anggota Panwaslu Pamekasan, Sapto Wahyono, mengatakan hilangnya 30 kotak suara itu terungkap dalam pembukaan 1.645 kotak suara pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
Rabu pekan lalu, KPU membongkar 1.645 kotak suara pemilu presiden. Pembongkaran ribuan kotak suara tersebut atas perintah KPU pusat, yang tengah digugat oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kubu Prabowo menuding terjadi penggelembungan jumlah pemilih khusus di 98 TPS di Pamekasan pada pemilu 9 Juli lalu.
EDWIN FAJERIAL
Terpopuler:
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK soal Gugatan Prabowo
Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?
Dokumen Kesimpulan Prabowo Tebalnya 5.000 Lembar