TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon membantah tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terlibat dalam kecurangan surat suara di Malaysia. Menurut Fadli, tak ada laporan di dalam timnya terkait dengan kecurangan tersebut.
"Jangan menambahkan isu. Isu kecurangan di dalam negeri saja belum selesai," kata Fadli, Senin, 14 Juli 2014. (Baca: Begini Modus Kecurangan Pilpres di Malaysia)
Menurut Fadli, saat ini tim Prabowo-Hatta berfokus pada pengawasan rekapitulasi suara di dalam negeri. Pihaknya akan menindaklanjuti kecurangan yang terjadi di Indonesia. Fadli mengaku telah mengirim saksi ke wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah, untuk mengidentifikasi kecurangan penghitungan suara.
"Yang jelas, dari kami tak pernah menyuruh saksi di luar negeri untuk mencoblos nomor urut satu pada surat suara yang tak digunakan," kata Fadli. Soal pengawasan terhadap Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN), Fadli mengatakan timnya baru akan mengirimkan saksi pada pekan depan.
Di Malaysia ditemukan modus penggelembungan suara dengan memanfaatkan pengiriman surat suara via pos dan drop box. Seorang saksi mengatakan, dari ribuan surat suara yang dikirim melalui drop box, ada yang dikirim ke kantor sejumlah partai politik cabang Kuala Lumpur. Jumlahnya bervariasi, antara 2.500 dan 3.000. (Baca: Begini Cara Mencurangi Hasil Pemilu di Luar Negeri)
Saksi Jokowi-Jusuf Kalla di Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia, Indah Ernawati, sempat menemukan kejanggalan saat penghitungan suara pada pekan kedua Juli 2014. Di satu kawasan di Selangor, semua surat suara tercoblos untuk Prabowo-Hatta. Penghitungan ini bersumber dari surat suara yang disalurkan lewat drop box. “Kami menuangkannya dalam berita acara keberatan,” kata Indah. Ia juga melaporkan temuannya ini ke pengawas pemilu.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kuala Lumpur Khairul Hamzah mengatakan panitia mendistribusikan surat suara melalui pos pada 27 Juni 2014 dan via drop box pada 1-3 Juli 2014. Surat suara yang dikirim lewat drop box diantar ke perusahaan yang mempekerjakan banyak tenaga kerja Indonesia. (Baca: Migrant Care Usut Kecurangan Pilpres di Malaysia)
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Berita Lainnya:
Anas: Saya Tak Tahu Soal "Bom"
Main Sinetron, Deddy Mizwar Dapat Kritik Keras
Atasi Kecurangan, Prabowo Kirim Tim ke Daerah