TEMPO.CO, Palembang - Pasca-pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juli 2014 hingga penetapan pemenang oleh Komisi Pemilihan Umum 22 Juli mendatang dinilai sebagai masa yang rawan terjadi konflik horizontal antara kedua pendukung kandidat di Palembang, Sumatera Selatan.
Untuk mengantisipasi potensi kerusuhan, aparat TNI Angkatan Darat melipatgandakan kegiatan patroli udara dan darat di daerah yang dinilai rawan terjadi bentrokan massa, termasuk daerah yang menjadi basis massa pendukung masing-masing kandidat dan kantor tim pemenangan.
Komandan Kodim 0418 Palembang Letnan Kolonel Ahmad Muttaqin mengatakan, dari hasil inventarisasi TNI dan Kepolisian RI, sekurang-kurangnya belasan daerah terindikasi rawan kerusuhan di Palembang. "Kita tahu saat ini belum semua elemen bersatu menyikapi hasil pilpres," kata Muttaqin, Ahad, 13 Juli 2014.
Menurut Muttaqin, apa pun gejala perpecahan yang muncul harus disikapi dengan cepat agar tidak berubah menjadi amuk massa. Karena itu, di Palembang, TNI AD mempersiapkan 250 personel. Mereka membantu aparat kepolisian mengamankan perjalanan kotak suara dari TPS, PPS, PPK, hingga ke KPU.
Selain itu, TNI AD juga menurunkan 100 anggotanya untuk dipersiapkan membantu pengamanan di Polresta Palembang, satu kompi bantuan dari Raider 200, dan satu peleton bantuan dari Kavaleri.
Sebelumnya, Muttaqin bersama Komandan Detasemen Intel Kodam Sriwijaya Letnan Kolonel Aksa Herlambang memantau situasi keamanan dari udara menggunakan pesawat helikopter Bell 412 TNI AD dengan pilot CPN Zulfirman Chaniago.
Pemantauan semacam itu dilakukannya setiap hari. Hingga hari ini, kondisi keamanan di Kota Palembang masih kondusif, meski dua kubu saling mengklaim menang berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei.
“Kami sudah melakukan pemantauan sejak H-1 hingga 22 Juli, terutama kawasan-kawasan yang dinilai rawan,“ ujar Muttaqin.
Panglima Kodam Sriwijaya Mayor Jenderal Bambang Budi Waluyo mengatakan TNI berkomitmen membantu kepolisian dalam mengamankan proses pemilu. Pengamanan tidak hanya dilakukan pada saat pencoblosan, melainkan juga seusai pencoblosan, agar tidak terjadi tindakan-tindakan anarkistis.
Bambang berharap masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden serta para pendukungnya harus siap menang dan siap kalah.
PARLIZA HENDRAWAN