TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan umum presiden di Malaysia hari ini, Sabtu, 5 Juli 2014, diwarnai kemarahan sejumlah pemilih. Pasalnya di tempat pemungutan suara (TPS) di Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) untuk Malaysia, Kuala Lumpur, disebar tabloid berisi simulasi pencoblosan surat suara yang hanya menampilkan gambar pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. (Baca: WNI di London Antusias Mengikuti Pilpres Hari Ini)
"Ada upaya untuk mengedarkan tabloid berisi simulasi pencoblosan surat suara, tapi di gambar itu hanya ada gambar pasangan nomor urut 1," kata aktivis Migrant Care, Wahyu Susilo, pada Tempo, Sabtu, 5 Juli 2014. (Baca: Prabowo-Titiek Menikah Lagi di Istiqlal?)
Wahyu mengatakan penyebar yang tidak diketahui identitasnya itu hanya berhasil mengedarkan satu eksemplar tabloid karena terlanjur dicegah warga yang ada di sana. "Tabloid itu membuat kemarahan teman-teman pemilih di sini karena dianggap punya efek mempengaruhi untuk memilih pasangan capres tertentu," kata Wahyu. (Baca: Debat Penentuan, Jokowi-JK Hadapi Tim Ahli)
Menurut Wahyu, bentuk kemarahan itu diekspresikan dengan teriakan-teriakan pemilih ke Panitia Pemilihan Luar Negeri dan Panitia Pengawas. Mereka meminta agar kasus penyebaran tabloid simulasi itu segera diusut karena dianggap sebagai pelanggaran pemilu. Saksi dari pasangan Jokowi-JK pun langsung melaporkan kasus itu ke Panitia Pengawas Pemilu di Kuala Lumpur. "Panwas telah berjanji untuk menginvestigasi kasus ini," kata Wahyu.
Pemilih di Kuala Lumpur dan sekitarnya berjumlah sekitar 420 ribu orang. Dari jumlah itu, kebanyakan memilih dengan cara dikirim melalui pos. Sementara pemilih yang datang langsung ke TPS KBRI ditaksir berjumlah sekitar 200 ribu orang.
Sementara Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Hadar Navis Gumay, dan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Nelson Simanjuntak, memantau langsung proses pencoblosan surat suara di Kuala Lumpur. Keduanya juga melihat proses pendaftaran serta pelayanan pemilih hingga proses pencoblosan di TPS.
Seusai memantau pencoblosan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Hadar Navis Gumay mengatakan pelaksanaan pemilu di Kuala Lumpur berjalan cukup baik. "Sehingga tidak ada penumpukan pemilih dan kalaupun harus mengantri tidak terlalu lama" kata Hadar kepada Tempo, Sabtu, 5 Juli 2014.
Melihat animo pemilih yang cukup tinggi, Hadar mengharap patisipasi pemilih di Kuala Lumpur bisa meningkat signifikan. "Saya belum menerima laporan secara lengkap, tapi dari pantauan saya di lapangan, tingkat partisipasi memang diperkirakan meningkat".
Secara umum, Hadar mengatakan proses pemilu presiden di Kuala Lumpur relatif lancar dan tertib. "Saya harap ketertiban dan kelancaran ini berlangsung sejak akhir dan bisa dirasakan juga oleh 129 perwakilan KPU di luar negeri".
AMIRULLAH | MASRUR (Kuala Lumpur)
Berita lainnya:
Spanduk Prabowo Sepanjang 3,5 Kilometer Melanggar
Korban Penculikan Buat Surat Terbuka untuk Jokowi
Militer Arab Saudi Bergerak ke Perbatasan Irak