TEMPO.CO, Jakarta - Hiruk-pikuk pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Amerika Serikat tidak terdengar menjelang pemilu presiden. Koalisi Merah Putih pun nyaris tidak terdengar gaungnya. Suasana ini kontras dengan kegiatan besar-besaran yang dilakukan pada April 2013 saat pembentukan Gardu Prabowo Korda AS-Kanada. Pembentukannya dihadiri ribuan orang, bahkan mengundang penyanyi Anang dan Ashanti.
Pendiri dan mantan Ketua Gardu Prabowo Korda AS-Kanada pada 2013, Hifni Assegaf, membenarkan pemberitaan tentang terjadinya perpecahan dalam tubuh Partai Gerakan Indonesia Raya di Amerika Serikat dengan masuknya pimpinan baru di partai itu bernama Wibawanto. Gerindra merupakan partai yang mengusung calon Prabowo-Hatta maju dalam pemilu presiden 2014. "Saat ini konsentrasi kampanye diadakan oleh perorangan atau grup-grup kecil," kata Hifni kepada Tempo melalui telepon, Kamis, 27 Juni 2014.
Namun ia memastikan akan menggunakan hak pilihnya pada 5 Juli 2014 mendatang. "Saya tetap Gerindra," ujarnya. (Baca: 70 Persen Suara di Los Angeles ke Jokowi-Jk)
Michael Liow, 43 tahun, pengusaha swasta di Amerika, mengaku anggota sekaligus kader Gerindra. Pilihannya jatuh pada Prabowo karena, bagi dia, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu memiliki track record dan profil yang kuat. Menurut dia, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang bagus. Hanya saja, ia berpendapat, belum saatnya Jokowi maju sebagai calon presiden. "Kita membutuhkan presiden yang tegas, mempunyai wawasan internasional yang luas, negarawan yang bisa melakukan negosiasi dengan dunia internasional. Untuk sekarang ini, Prabowo lebih tepat untuk menangani hal-hal kompleks di Indonesia, terutama kekerasan-kekerasan di dalam negeri yang mengandung unsur SARA yang belum bisa diatasi sejak 1998. Kita butuh memiliki kebebasan beragama dan berdemokrasi.”
LOLO SANTOSA (Los Angeles)
Berita lainnya:
Lagi, Korsel Tuduh Korut Tembakkan Rudal
Hari Pertama Puasa Jalanan di Jakarta Sepi
Anggota TNI Akui Bakar Juru Parkir Monas