TEMPO.CO, Pasuruan -- Kordinator Jaringan Gus Durian (JGD) Jawa Timur, Aan Anshori, menyarankan tim kampanye siapa pun yang mencantumkan gambar Gus Dur atau mengutip perkataan yang mengatasnamakan Gus Dur agar meminta izin keluarga Gus Dur di Ciganjur, Jakarta. “Saya sarankan agar meminta izin Bu Sinta (istri almarhum Gus Dur). Pemasangan gambar Gus Dur tanpa mengindahkan fatsun politik bisa berdampak negatif,” kata Aan saat dihubungi, Senin, 16 Juni 2014.
Kharisma almarhum bekas Presiden RI keempat KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur selalu jadi komoditas politik, tak terkecuali di pemilihan presiden (pilpres) 2014. Di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mulai tampak banner atau baliho kampanye calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Radjasa yang menggunakan gambar Gus Dur.
Dalam baliho juga disebut kutipan pujian yang diklaim pernah dilontarkan Gus Dur pada Prabowo. “Saya dukung Prabowo karena ia orang yang jujur dan tegas. Indonesia butuh pemimpin seperti Prabowo,” begitu kutipan yang dicantumkan dalam baliho yang terpasang di beberapa lokasi di Jalan Raya Beji, Pasuruan.
Aan mengatakan sesuai wasiat Gus Dur, larangan penggunaan gambar Gus Dur dan pernyataan yang mengatasnamakan Gus Dur untuk kepentingan politik sebenarnya berlaku pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Meski begitu, menurut dia, pihak mana saja yang memanfaatkan Gus Dur untuk kepentingan politik sebaiknya terlebih dulu meminta izin keluarga Gus Dur. “Etika politiknya siapa pun yang mau pasang gambar seseorang yang sudah meninggal harusnya meminta izin dulu,” katanya.
ISHOMUDDIN
Berita utama
Putra Prabowo Mengaku Tak Pernah Dikritik Ayahnya
Skor 2-1, Argentina Susah Payah Kalahkan Bosnia
Mantan Istri Puas dengan Penampilan Prabowo