TEMPO.CO, Jakarta - Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Grup, mengungkapkan alasannya mundur dari Partai Hati Nurani Rakyat. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura itu menyatakan dia keluar lantaran kurang mendapatkan porsi lebih dalam mengambil sebuah keputusan di Hanura.
"Keputusan itu harus ada tanda tangan ketua umum dan sekjen. Saya praktis tidak bisa apa-apa," kata Hary Tanoe di kediamannya di Jalan Ciranjang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Mei 2014.
Oleh karena itu, menurut Hary Tanoe, dia harus realistis. Dalam waktu dekat ini, Hary Tanoe akan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. "Surat pengunduran diri itu akan saya sampaikan ke DPP Hanura," ucapnya.
Kendati keluar dari Hanura, Hary Tanoe menegaskan dia tidak bergabung dengan Gerindra. Pria asal Jawa Timur itu hanya memberikan dukungan politik kepada koalisi Merah-Putih. "Bukan berarti pindah parpol terus ke Gerindra. Saya ini menggunakan hak," ucap Hary Tanoe.
Hary Tanoe masuk Hanura setelah keluar dari Partai Nasional Demokrat. Di Hanura, dia langsung mendapat jabatan strategis sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. Bahkan, Harry Tanoe langsung didapuk sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto pada Juli tahun lalu. (Baca: Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura)
SINGGIH SOARES
Berita Terpopuler
Dilaporkan ke Polisi, Ahok Tantang Balik Udar
Malaysia Hentikan Pembangunan Mercusuar di Tanjung Datu
Tekan Inflasi Jakarta, Jokowi Dipuji Mendagri