Tiga Tokoh Ini Bisa Jadi Kekuatan Prabowo-Hatta  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Rhoma Irama saat memberikan keterangan kepada wartawan di Markas Rhoma Irama For Republik Indonesia, Jakarta Timur, (16/5). Rhoma Irama secara resmi mengundurkan diri dari bursa Pemilihan Presiden dan mencabut dukungan kepada PKB yang dinilai tidak mengakui adanya Rhoma Effect dalam pemilu legislatif. TEMPO/Imam Sukamto
Rhoma Irama saat memberikan keterangan kepada wartawan di Markas Rhoma Irama For Republik Indonesia, Jakarta Timur, (16/5). Rhoma Irama secara resmi mengundurkan diri dari bursa Pemilihan Presiden dan mencabut dukungan kepada PKB yang dinilai tidak mengakui adanya Rhoma Effect dalam pemilu legislatif. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Lembaga Proximity Whima Edy Nugroho mengatakan pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa bisa menyalip kekuatan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Hal itu bisa terjadi jika Prabowo-Hatta bisa menggandeng tokoh-tokoh kunci, seperti Mahfud Md., Rhoma Irama, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hati Nurani Rakyat Harry Tanoesoedibjo.

Menurut Whima, tiga tokoh kunci itu bisa dipastikan akan memecah dukungan suara Partai Kebangkitan Bangsa dan Nahdlatul Ulama. Terlebih dengan dukungan media massa yang dimiliki Harry Tanoe. "Kemampuan komunikasi politik Prabowo-Hatta merangkul tokoh-tokoh kunci bisa jadi kekuatan signifikan mengalahkan Jokowi-JK," kata Whima di Surabaya, Selasa, 20 Mei 2014. (Baca: Dukung Prabowo, Rhoma Irama Mobilisasi Pendukung

Sebelumnya, Mahfud dan Rhoma disebut-sebut akan diajukan PKB untuk digandengkan dengan Jokowi. Namun rencana ini gagal. PKB telah menyatakan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan didukung Partai Nasional Demokrat. Belakangan, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto juga memastikan dukungannya kepada Jokowi-JK. Meski demikian, pemilik MNC Grup, Harry Tanoe, lebih cenderung mendukung Prabowo-Hatta.

Sedangkan Prabowo-Hatta diusung Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Golongan Karya, dan Partai Bulan Bintang. Whima mengatakan, dengan strategi komunikasi politik yang lihai, akan memberikan peluang bagi Prabowo-Hatta menyalip di tikungan terakhir.

Suara Partai Golkar, kata Whima, diperkirakan akan pecah karena JK adalah mantan ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. Sedangkan suara Golkar ke Prabowo-Hatta masih tetap signifikan, terutama di luar Jawa, selain Sulawesi dan Indonesia timur.

"Kuncinya ada di kelihaian Prabowo membangun komunikasi politik. Ini harus diantisipasi Jokowi-JK," ujarnya.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Apalagi, Partai Demokrat juga masih akan memberikan keputusan final untuk pemilu presiden 2014 hari ini, meski sebelumnya telah menyatakan netral. Dukungan Susilo Bambang Yudhoyono dan Demokrat menjadi salah satu faktor kunci yang bisa menyumbang kekuatan signifikan. (Baca juga: Jika ke Prabowo, Demokrat Jadi Lawan Berat Jokowi) 

AGITA SUKMA LISTYANTI


Berita Terpopuler:
Aburizal Terima Tawaran Menteri Utama dari Prabowo 
Merchandise Beracun Piala Dunia Ada di Indonesia 
20 Siswa SMA dengan Nilai Ujian Nasional Tertinggi 
Pengamat: Hanya Dua Poros Capres, Jokowi Untung
Ribuan Siswa SMA di NTT Tidak Lulus UN  


Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.