TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi mengatakan ia lebih baik mundur dari posisi gubernur daripada non-aktif agar lebih fokus dalam kampanye pemilihan presiden. "Kalau saya maunya mundur saja. Lebih bebas dan bisa konstelasi dari kemarin-kemarin. Lebih enak," katanya di Balai Kota, Rabu, 14 Mei, 2014.
Jokowi menilai ia lebih memilih non-aktif karena perhitungan politik. Menurut dia, jika ingin mundur, selaku gubernur ia harus mengajukan izin mundur ke DPRD DKI Jakarta. Melihat presentase PDI Perjuangan di DPRD yang hanya 11 persen, ia pesimistis, pengajuan izin mundur akan dikabulkan.
"Ini kan masalah politik. Harus dimengerti bahwa kita ini kan sebelas persen, harus realistis. Lihat politiknya, harus dimengerti hitung-hitungan politiknya. Kalau saya sih maunya mundur saja," katanya.
Kemarin, Jokowi melakukan audiensi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara untuk meminta izin non-aktif dan turut serta dalam pemilihan umum presiden 9 Juli mendatang.
Secara tertulis surat izin non-aktif Jokowi sudah diajukan sejak dua pekan lalu. Namun, audiensi dengan SBY baru bisa dilakukan hari ini. Izin non-aktif diajukan sejak proses pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum hingga proses pilpres selesai. Selama non-aktif, pelaksana tugas diemban Wakil Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Disinggung Masalah HAM, Ini Reaksi Prabowo
Gus Ipul Anggap Wajar Sikap Rhoma Tolak Jokowi
Artis JR Terjerat Kasus Narkoba
Pristono: Jokowi Tahu Proses Transjakarta Berkarat
Iis Dahlia Sayangkan Sikap Rhoma Irama