TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Arif Wibowo meradang. Sebab, melonjaknya bilangan pembagi pemilih membuat kursi yang diraih PDI Perjuangan menurun meski perolehan suara melonjak.
"Tahun 2009 di dapil-ku (Jawa Timur 5), PDI Perjuangan memperoleh 216 ribu mendapat dua kursi karena BPP (bilangan pembagi pemilih) 139 ribu, sementara tahun ini 249 ribu tapi hanya dapat satu karena BPP-nya 190 ribu," kata Arif ketika dihubungi Jumat, 9 Mei 2014.
Contoh lain terjadi di daerah pemilihan Jawa Tengah 10, yang mengalami kenaikan BPP dari 185 ribu menjadi 210 ribu. Akibatnya, dengan perolehan 313 ribu suara, PDI Perjuangan hanya mendapatkan satu kursi, sama dengan Partai Amanat Nasional yang memperoleh 115 ribu suara. Padahal, PDI Perjuangan mendapatkan dua kursi pada 2009.
Arif merasa ada misteri yang perlu diungkap terkait dengan naiknya bilangan pembagi pemilih. Kenaikan BPP terjadi di daerah pemilihan yang pada Pemilu 2009 menjadi lumbung suara PDI Perjuangan. Akibatnya, peningkatan jumlah kursi PDI Perjuangan di parlemen tak pesat dan kenaikan suara menjadi tak berarti.
"Di dapil-ku, NasDem yang mendapatkan suara 113 ribu dapat satu kursi," kata Arif. Mahalnya harga kursi, menurut dia, merugikan partai besar tapi menguntungkan partai kecil dan menengah. (Baca juga: 7 Provinsi Ini Antre Tunggu Hasil Sah Pemilu)
Menyikapi hal ini, Arif menuturkan, langkah yang ditempuh PDI Perjuangan adalah dengan mendalami bukti-bukti berupa formulir C1. Ini untuk mencegah manipulasi suara karena ketidakseragaman perolehan suara ada di salinan C1 yang dipegang sejumlah saksi-saksi di tempat pemungutan suara. Dia mengatakan ada kecurigaan yang timbul karena salinan C1 tak sesuai dengan peraturan, yakni tidak dilengkapi hologram.
Perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam rekapitulasi nasional Komisi Pemilihan Umum sekitar 18,95 persen. KPU rencananya akan mengumumkan hasil resmi perolehan suara partai malam ini pada pukul 19.30 WIB.
SUNDARI
Berita lain:
Boediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Cara Bupati Bogor Mengelak Disebut Terima Suap
Ini Dia Kesalahan Pertama Van Gaal kepada MU
Uraikan Sejarah Majapahit, Terdakwa Ditegur Hakim
Jusuf Kalla Nonton Detik-detik Kesaksian Boediono
Sidang Century, Boediono: Itu Suara Ibu Miranda
Kata Korut, Obama seperti 'Monyet Hitam'