TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Seknas Jokowi, Dono Prasetyo, mengatakan tidak terpancing dengan berita di jejaring sosial yang menyebarkan isu Jokowi meninggal. Menurut dia, berita itu hanyalah kampanye hitam biasa. "Saya rasa masyarakat juga tak akan terpancing karena sudah bisa berpikir jernih," ujar Dono saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Mei 2014.
Pengguna jejaring sosial Facebook dan Twitter digegerkan dengan sebuah berita duka yang mengatakan Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, meninggal. (Baca: Jokowi Kebal Serangan Kampanye Hitam)
Berita duka itu berbentuk iklan seperti yang muncul di surat kabar. Jokowi, dalam berita duka itu, digambarkan sebagai warga Tionghoa beragama Nasrani dengan nama Ir Herbertus Joko Widodo alias Oey Hong Liong.
Menurut Dono, kampanye hitam bukanlah hal yang patut dijadikan beban. Jokowi, kata Dono, sudah biasa menerima propraganda negatif dan hal itu tidak mempengaruhi kinerjanya. Meski begitu, Dono beranggapan tak sepantasnya kampanye berbau agama dan rasis seperti berita itu beredar.
Selain tak pantas, kata dia, kampanye hitam tersebut berpotensi menebar kebencian. "Tak etis saja menurut saya. Seharusnya yang ditonjolkan adalah masalah kinerja dan track record selama ini," ujarnya. (Baca: Ini Contoh Kampanye Hitam terhadap Jokowi)
Dono mengatakan apa pun yang disebutkan dalam berita duka itu adalah tak benar. Jokowi, kata dia, bukanlah keturunan Tionghoa. Jokowi juga bukan penganut Nasrani, tapi seorang muslim sejak kecil.
"Dia sudah menjalankan ibadah haji pada 2003. Ibadah umrah juga sudah berkali-kali. Kok, masalah SARA ini masih dibawa-bawa ya," ujarnya.
ISTMAN MP
Berita Terkait
Tak Ada Jokowi, Guruh Soekarnoputra pun Jadi
Pengusaha Ibu Kota Berat Melepas Jokowi
Elite Demokrat: Jokowi Ditunggu Banyak Orang
Pesan Lengkap Elite Demokrat Soal Jokowi